Mempunyai pekerjaan tetap merupakan dambaan setiap orang, belum
lagi ketika masa sulit-sulitnya mencari pekerjaan. Sehingga tidak sedikit dari
kalangan buruh atau pegawai, tidak melaksakan shalat Jum'at, hanya karena takut
dipecat oleh bosnya. Bolehkah meninggalkan shalat Jum'at dengan alasan di atas?
Jawab: Boleh, karena termasuk udzur. Akan tetapi sebisa
mungkin harus berusaha melaksanakan shalat Jum’at
Referensi:
& تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء 2 صحـ
:374 مكتبة دار إحياء التراث العربي
وَيَظْهَرُ فِي
تَحْصِيلِ تَمَلُّكِ مَالٍ أَنَّهُ عُذْرٌ إنِ احْتَاجَ إلَيْهِ حَالاً وَإِلاَّ
فَلاَ ( قَوْلُهُ إنِ احْتَاجَ إلَيْهِ حَالاً ) هَلْ مِثْلُهُ مَا لَوِ احْتَاجَ
إلَيْهِ مَآلاً لَكِنَّهُ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَوْ لَمْ يُحَصِّلْهُ ْالآنَ لاَ
يُمْكِنُهُ تَحْصِيلُهُ عِنْدَ اْلاحْتِيَاجِ إلَيْهِ مَحَلُّ تَأَمُّلٍ بَصْرِيٌّ
وَقَدْ يُقَالُ هَذَا أَوْلَى بِأَنْ يُعْذَرَ بِهِ مِمَّا يَأْتِيْ مِنَ اْلاسْتِيحَاشِ
بِالتَّخَلُّفِ عَنِ الرُّفْقَةِ اهـ
Posting Komentar untuk "Larangan Shalat Jum’at Bagi Pegawai"