Wudlu Dengan Air Satu Gayung


HUKUM AIR SUCI KURANG DUA QULAH YANG TERKENA AIR MUSTAKMAL

Air musta'mal itu adalah : air suci kurang dua kulah yang terkena tetesan air musta'mal, maka tidak perlu sampai mencari qoul madzhab lain. Karena, dalam madzhab Syafi'i ada pendapat yang menyatakan bahwa tetesan air musta'mal yang sedikit yang mengenai atau memercik ke dalam air suci kurang dua qulah itu dimaafkan (ma'fu anhu) dan status air tetap suci dan menyucikan.

Artikel terkait: Ukuran Air Dua Kullah

Imam Nawawi dalam Al-Majmu' ala Syarh al-Muhadzdzab, hlm. I/151, menyatakan:

ويعفى عن يسير الماء المستعمل الواقع في الماء؛ لأن النبي صلّى الله عليه وسلم وأصحابه كانوا يتوضؤُون من الأقداح، ويغتسلون من الجفان، واغتسل النبي وعائشة من إناء واحد، تختلف أيديهما فيه، كل واحد منهما يقول لصاحبه: أبق لي، ومثل هذا لا يسلم من رشاش يقع في الماء. فإن كثر الواقع وتفاحش لم تجز الطهارة به على الرواية الراجحة، وهو مذهب الشافعية أيضاً كما بينت 

Artinya: Dan dima’fu (diampuni) sedikitnya air musta’mal yang jatuh kedalam air karena Rasulullah dan para sahabat biasa wudhu dengan air dari gelas, dan mandi dengan air dari mangkuk besar, dan Nabi bersama ‘Aisyah sering mandi bersama dalam satu wadah air, tangan keduanya saling bergantian di dalamnya, saling berkata dengan pasangannya "Tuangkan untukku!" Yang semacam ini tentu tidak akan terselamatkan dari percikan-percikan dalam air. Bila percikan yang jatuh tersebut banyak dan membuat keruh maka tidak boleh bersuci memakainya menurut riwayat yang kuat, pendapat ini juga pendapat madzhab syafi’iyyah seperti yang telah kami jelaskan dimuka. 

Ibnu Qudamah (ulama madzhab Hanbali) dalam Al-Mughni, hlm. 1/27, mengutip pendapat ulama Syafi'iyah sbb:

وإن كان الواقع في الماء مستعملا عفي عن يسيره .... وإن كثر الواقع وتفاحش منع على إحدى الروايتين، وقال أصحاب الشافعي إن كثر المستعمل منع وإن كان الأقل لم يمنع.

Artinya: Apabila air yang jatuh (ke air suci yang kurang dua qulah itu) berupa air musta'mal maka dimaafkan apabila sedikit .. apabila banyak maka tidak dimaafkan. Menurut ulama madzhab Syafi'i apabila air musta'mal (yang mengenai/memercik air suci kurang dua kulah) itu banyak, maka tidak dimaafkan. Apabila sedikit maka dimaafkan (tidak dicegah menggunakannya untuk bersuci).

Imam Nawawi dalam Raudhah At-Thalibin, hlm. 1/3, menyatakan:

فرع إذا اختلط بالماء الكثير أو القليل مائع يوافقه في الصفات كماء الورد المنقطع الرائحة وماء الشجر والماء المستعمل فوجهان أصحهما إن كان المائع قدرا لو خالف الماء في طعم أو لون أو ريح لتغير التغير المؤثر يسلب الطهورية وإن كان لا يؤثر مع تقدير المخالفة لم يسلب. والثاني إن كان المائع أقل من الماء لم يسلب وإن كان أكثر منه أو مثله سلب وحيث لم يسلب فالصحيح أنه يستعمل الجميع وقيل يجب أن يبقى قدر المائع وقيل إن كان الماء وحده يكفي لواجب الطهارة فله استعمال الجميع وإلا بقي

Artinya: Ketika tercampur pada air banyak ataupun sedikit, cairan yang serupa sifatnya dengan air tersebut semisal air mawar yang tak berbau lagi dan air tanaman dan air musta'mal maka ada dua pendapat: (a) Yang paling shahih jika cairan tersebut diperkirakan saat mencampuri memiliki rasa, warna atau bau dapat merubah dengan perubahan yang dianggap (perubahan yang besar) maka tidak menyucikan (ghairu tahur), dan jika diperkirakan tidak berpengaruh maka suci dan menyucikan.

Pendapat kedua, jika cairan tersebut lebih sedikit dari air yang dicampurinya maka air tetap menyucikan, dan jika cairannya lebih banyak atau setara maka tidak menyucikan (menjadi musta'mal). Pendapat yang shahih boleh menggunakan air tersebut (yang telah tercampur) keseluruhannya. Pendapat lain: Wajib menyisakan air tersebut sebanyak cairan yang mencampuri. Pendapat lainnya lagi: Jika air tanpa pencampur cukup untuk membasuh bagian yang wajib maka boleh menggunakan seluruhnya, dan seterusnya.

Artikel terkait :
1. Definisi Air Musta'mal

Posting Komentar untuk "Wudlu Dengan Air Satu Gayung"