FATWA ULAMA WAHABI : PULANG KAMPUNG = BID’AH !!
Bagi yang ittiba' syaikh Al Albani yang biasa pulang
kampung setelah atau sebelum Lebaran, sebaiknya anda tidak melakukannya karena Syaikh Al Albani tidak mengizinkan untuk pulang kampung, tau kenapa
??
SYAIKH AL ALBANI pernah berfatwa dengan mengatakan
kegiatan anjang sana (kunjungan silaturahmi ke rumah tetangga, saudara, kawan
lama, sahabat) pada hari raya itu adalah haram dan bid’ah.
keterangan tersebut bisa kita lihat di
"Fatawa Syaikh Al Albani" pada halaman 61.
Beliau berdalih bahwa menghususkan ziaroh /
berkunjung ke sanak keluarga pada hari raya merupakan bentuk dari penghususan ibadah yang dikaitkan dengan waktu, tempat dan jumlah yang tertentu, dan hal ini menurut beliau masuk dalam kretetia al
umur al muhdatsah (perkara yang baru yang tidak dilakukan di masa Nabi), dan tentunya tergolong menjadi bid'ah yang sesat.
Apakah memang benar seperti itu adanya???
Apakah memang benar seperti itu adanya???
Marilah kita berislam dengan kaffah dan mencoba melihat kejadian dengan lebih objektif. Kita telisik lebih jauh lagi
penghususan amaliyyah yang ternyata banyak juga dilakukan oleh para sahabat dan tokoh-tokoh hadits, baik penghususan dalam masalah jenis ibadah, jumlah ataupun waktu.
Untuk lebih lanjut bisa disimak fakta berikut:
Imam bukhori setiap mau menulis hadits selalu
mandi dan sholat dua rokaat
قَالَ
الْفَرْبَرِي قَالَ لِي الْبُخَارِي: مَا وَضَعْتُ فِي كِتَابِي الصَّحِيْحِ
حَدِيْثاً إِلاَّ اغْتَسَلْتُ قَبْلَ ذَلِكَ وَصَلَّيْتُ رَكْعَتَيْنِ
طبقات
الحفاظ - ج 1 / ص 48 وسير أعلام النبلاء 12 / 402 وطبقات الحنابلة 1 / 274، وتاريخ
بغداد 2 / 9، وتهذيب الاسماء واللغات 1 / 74 ووفيات الاعيان 4 / 190، وتهذيب
الكمال 1169، وطبقات السبكي 2 / 220، ومقدمة الفتح 490 وتهذيب التهذيب 9 / 4
“al-Farbari berkata bahwa al-Bukhari berkata:
Saya tidak meletakkan 1 hadis pun dalam kitab Sahih saya, kecuali saya mandi
terlebih dahulu dan saya shalat 2 rakaat”
(Diriwayatkan oleh banyak ahli hadis, diantaranya dalam Thabaqat al-Huffadz, al-Hafidz as-Suyuthi,1/48, Siyar A’lam an-Nubala’, al-Hafidz adz-Dzahabi 12/402, Thabaqat al-Hanabilah, 1/274, Tarikh Baghdad 2/9, Tahdzib al-Asma, Imam an-Nawawi, 1/74, Wafayat al-A’yan 4/190, Tahdzib al-Kamal, al-Hafidz al-Mizzi 1169, Thabaqat as-Subki 2/220, dan al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Muqaddimah al-Fath 490 dan at-Tahdzib 9/42)
(Diriwayatkan oleh banyak ahli hadis, diantaranya dalam Thabaqat al-Huffadz, al-Hafidz as-Suyuthi,1/48, Siyar A’lam an-Nubala’, al-Hafidz adz-Dzahabi 12/402, Thabaqat al-Hanabilah, 1/274, Tarikh Baghdad 2/9, Tahdzib al-Asma, Imam an-Nawawi, 1/74, Wafayat al-A’yan 4/190, Tahdzib al-Kamal, al-Hafidz al-Mizzi 1169, Thabaqat as-Subki 2/220, dan al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Muqaddimah al-Fath 490 dan at-Tahdzib 9/42)
Sedangkan hadits yang tertera dalam Sahih
al-Bukhari berjumlah 7563 hadits. Maka shalat yang beliau lakukan jika sesuai
jumlah hadits maka ada sekitar 15126 (lima belas ribu seratus dua puluh
enam) rakaat.
Imam Ahmad bin hanbal (pendiri madzhab hanbali)
قَالَ
عَبْدُ اللهِ بْنُ أَحْمَدَ كَانَ أَبِي يُصَلِّي فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
ثَلاَثَ مِئَةِ رَكْعَةٍ.
مختصر تاريخ دمشق لابن رجب الحنبلي ج 1 / ص 399
مختصر تاريخ دمشق لابن رجب الحنبلي ج 1 / ص 399
“Abdullah bin Ahmad berkata: Bapak saya (Ahmad
bin Hanbal) melakukan shalat dalam sehari semalam sebanyak 300 rakaat.”
(Mukhtashar Tarikh Dimasyqa, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/399)
Imam Ahmad bin hanbal mendoakan gurunya (imam
syafi'i) dalam sholatnya selama 40 tahun.
يَقُوْلُ
أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلَ إِنِّى لأَدْعُوْ اللهَ لِلشَّافِعِى فِى صَلاَتِى مُنْذُ
أَرْبَعِيْنَ سَنَةً يَقُوْلُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَالِدَىَّ
وَلِمُحَمَّدِ بْنِ إِدْرِيْسَ الشَّافِعِى (طبقات الشافعية الكبرى للسبكي ج 3 / ص
194 ومناقب الشافعي للبيهقي 2-254)
“Sungguh saya berdoa kepada Allah untuk Syafii
dalam shalat saya sejak 40 tahun. Doanya: Ya Allah ampuni saya, kedua orang tua
saya dan Muhammad bin Idris asy-Syafii” (Thabaqat al-Syafiiyah al-Kubra,
as-Subki, 3/194 dan Manaqib asy-Syafii, al-Baihaqi, 2/254)
Abu qilabah sholat 400 rokaat setiap hari
وَقَالَ
أَحْمَدُ بْنُ كَامِلٍ الْقَاضِي: حُكِيَ أَنَّ أَبَا قِلاَبَةَ كَانَ يُصَلِّي
فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ أَرْبَعَمِائَةٍ رَكْعَةً (تذكرة الحفاظ للذهبي 2 /
120 )
“Qadli Ahmad bin Kamil berkata: Diceritakan bahwa
Abu Qilabah shalat dalam sehari semalam sebanyak 400 rakaat” (Tadzkirah al-Huffadz,
al-Hafidz adz-Dzahabi, 2/120)
Imam malik bin anas (pendiri madzhab maliki)
melakukan shalat dengan hitungan 800 rokaat setiap harinya
قَالَ
أَبُوْ مُصْعَبٍ وَأَحْمَدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ مَكَثَ مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ
سِتِّيْنَ سَنَةً يَصُوْمُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا وَكَانَ يُصَلِّي فِي كُلِّ
يَوْمٍ ثَمَانَمِائَةٍ رَكْعَةً (طبقات الحنابلة ١ / ٦١ )
“Abu Mush’ab dan Ahmad bin Ismail berkata: Malik
bin Anas berpuasa sehari dan berbuka sehari selama 60 tahun dan ia salat setiap
hari 800 rakaat” (Thabaqat al-Hanabilah, Ibnu Abi Ya’la, 1/61)
Imam ibnu abi dunya meriwayatkan dari Malik bin
dinar
وَرَوَى
ابْنُ أَبِي الدُّنْيَا مِنْ طُرُقٍ اِنَّهُ كَانَ فَرَضَ عَلَى نَفْسِهِ كُلَّ
يَوْمٍ أَلْفَ رَكْعَةٍ (الإصابة في تمييز الصحابة ٥ / ٧٧ )
“Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dari beberapa jalur
bahwa Malik bin Dinar mewajibkan pada dirinya sendiri untuk salat 1000 rakaat
dalam setiap hari” (al-Ishabah, al-Hafidz Ibnu Hajar, 5/77)
Nnnah...
Gimana shobat...
Para pakar hadits saja juga menghususkan jenis
ibadah, waktu ibadah, serta bilangan ibadah dan juga mengkoyidi lamanya ibadah
dalam jumlah tahun.
Masih kokoh dalam pendirian dan mau ikut syaikh Al Albani, Atau berbalik arah dengan mengikuti ulama' salaf yang notabene
juga pakar hadits???
Kalau masih ngotot ikut Al Albani saran saya untuk anda di waktu hari raya ini berdiam diri di rumah, tutup semua pintu rapat-rapat, jangan mainan hp (soalnya hp juga perkara baru, ntar malah bid'ah lagi), tidak perlu memakai semua elektronik dan matikan lampu.
Maka saya ucapakan "SELAMAT HARI RAYA NYEPI
1439 H."
تقبل
الله منا ومنكم تقبل يا كريم
ومن
تشبه بقوم فهو منهم
Semoga bermanfaat
Posting Komentar untuk "Fatwa Syaikh Al Albani tentang berkunjung di hari raya"