Takdir Cinta

TAKDIR CINTA

Oleh Kang Ide

            Seperti malam tanpa bulan, seperti lebah tanpa bunga, begitulah perasaan seseorang jika sudah tidak tahan untuk mengakhiri masa lajangnya dengan menikah. Dan begitulah yang aku rasakan ketika keinginan ini sudah menggebu ingin menyempurnakan separuh dien dengan berbekal niat dan bonek (bondo nekat) demi kebaikan diri tentunya, menyiapkan proposal untuk melamar sang bidadari. 

          Tepat tengah malam setalah berikhtiar lewat sholat malam kutulis data diri ini tentang siapa aku , keluargaku, sifatku, kriteria keinginan memiliki bidadari dunia, dan apa tujuanku menikah. Selembar kertas dari buku tulis sudah aku isi dengan jujur apa adanya dan besok akan kuserahkan kepada sang Ustadz. HP pun segera aku hidupkan, tombol keypad aku tekan menuliskan pesan singkat dan tempat janjian ketemu untuk menyerahkan data.

          Sore hari setelah mengikuti kuliah, kulangkahkan kaki ini menuju sebuah masjid Jami’i dekat kampus untuk bertemu sang Ustadz, setelah hampir tiga puluh menit menanti beliau akhirnya datang juga, sedikit berbasa-basi menanti adzan Magrib lalu menyerahkan selembar amplop airmail berisi data diri, dengan ramah sang ustadz pun memberi nasehat,

          “ Ya Akhi, jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu. Ingat ya akhi si Ikhwan boleh memilih tapi si Akhwat pun juga boleh menolak “ 

Senyum mengambang dari mulutnya yang ditumbuhi kumis tipis dan jenggot panjang dibawahnya. Suara Adzan Magrib berkumandang tanda sholat tiba, kami pun segera menunaikan sholat magrib berjamaah

          Seminggu menanti kabar lewat dering HP belum juga ada tanda-tanda. Terngiang-ngiang nasehat sang Ustadz jadikan sabar dan sholat sebagai penolong. Segera melangkahkan kaki menuju sajadah panjang berwarna merah, menenggelamkan diri dalam kepasrahan dan kekhusyukan pada sebuah takdir, semoga Alloh memberikan jodoh yang terbaik bagi diri ini, bukan wajah, bukan keturunan tapi karena kesholehan. Airmata ketulusan jatuh perlahan kala surah Ar-Rahman terbaca kala ayat berbunyi ,“ Nikmat mana lagi yang kau dustakan “ sesak nafas ini, bergetar sudah sekujur tubuh mengingat begitu banyak nikmat yang Alloh berikan selama ini.

          Satu bulan telah berlalu tiada kabar dari sang Ustadz yang terbaca melalui SMS, lagi-lagi kesabaran harus diiringi dengan mengingatNya terus-menerus, “ Bukankah dengan mengingat Alloh hati kita menjadi tenang “ , ah…beginilah kalo orang sudah diliputi hasrat berlebih pada sesuatu segalanya akan hancur jika tidak disertai kesabaran dan kepasrahan. Hanya bisa membatin, “ jodoh itu seperti rejeki tak kan lari kemana jika itu ditakdirkn untuk kita “

          Hari Jum’at yang berkah, setelah melakukan sholat jum’ah berjamaah di masjid Jami’ dekat kampus sebuah tepukan melalui pundak, terdengar suaranya yang khas sang Ustadz yang telah membawa data diri untuk bidadari masa depanku. 

“ Bagaimana sudah siapkah antum mengarungi bahtera hidup? “

          “ Insyaallah ya Ustadz “ jawabku mantap

          Sebuah amplop putih panjang disodorkan kepadaku

          “ kenapa ana tidak segera mengabari antum, karena ana cari jodoh yang paling baik dan supaya antum lebih banyak bersabar “

          “ na’am ya Ustadz. Ana pasrah saja “

          “ semoga ini yang terbaik bagi antum “

          Hanya kujawab dengan senyum simpul tanda terima kasih. Pelan-pelan kubaca calon bidadari duniaku, hanya kepasrahan lewat sholat istikharah kuluapkan lewat doa

          “ Ya Rabb, jika dia memang benar jodohku dekatkanlah, kalaupun dia memang bukanlah jodohku pertemukanlah dia dengan lelaki yang lebih baik daripada aku “

          Tiga hari sesudah menerima data masing-masing kamipun segera berta’aruf tak ada paksaaan tak ada banyak pertanyaan yang ada hanya lah kepasrahan pada takdir dan begitulah keindahan sesungguhnya.

          Berbekal niat dan nekat akan takdir cinta, walimah berlangsung sederhana tiada kesan mewah tapi sungguh berkelas istimewa karena yang hadir adalah mereka yang bergelut di dunia dakwah ustadz-ustadzah yang berjuang dijalan Alloh dan teman-teman seperjuangan menegakkan kalimat Alloh dimuka bumi ini. Dan begitulah takdir cinta sesungguhnya jika kepasrahan pada takdirmu kita lakukan dengan sabar dan sholat sebagai penolongmu.

 HALAMAN
1 2 3 

Posting Komentar untuk "Takdir Cinta"