Khutbah Jum'at Bulan Syawal 1442 H

Khutbah I

اَلْحَمْدُ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيدَ الْفِطْرِ بَعْدَ صِيَامِ وَقِيَامِ رَمَضَانَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُوا ٱلْأَلْبٰبِ


Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,

Setelah berpuasa dan beribadah lain sebulan penuh di bulan Ramadhan, hari ini kita merayakan Idul Fitri. Ini adalah Idul Fitri kedua di era pandemi Covid-19. Saat merayakan Idul Fitri di tengah pandemi tahun kemarin, kita semua tentu berharap itu satu-satunya Idul Fitri yang kita rayakan di tengah pandemi. Namun ternyata tahun ini kita masih harus merayakan Idul Fitri di tengah pandemi.

اَلْاِنْسَانُ بِالتَّدْبِيْرِ وَالتَّخْيِيْرِ وَاللهُ بِالتَّقْدِيرِ

“Manusia merencanakan dan berusaha, Allah yang menentukan”.

Meski masih di tengah pandemi kita patut bersyukur, hari ini kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kebahagiaan dan kekuatan dan semoga kita tetap dianugerahi kesehatan dan umur panjang sehingga dapat kembali menikmati kelezatan ibadah pada Ramadhan-ramadhan yang akan datang.

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,

Banyak sekali hikmah, pelajaran, dan makna yang dapat kita petik dari mewabahnya Covid-19. Di antaranya, kita semakin yakin bahwa Allah sungguh Mahakuasa dan Allah Mahabesar, dapat menjadikan dunia dan seisinya bertekuk lutut dengan yang ditetapkan-Nya. Kita juga semakin sadar dan harus mau mengakui bahwa manusia itu sebenarnya tidak berdaya.

Mau sepintar apa pun, sekaya apa pun, sesehat apa pun, ternyata ketika didatangkan wabah virus menjadi lemah dan tidak berdaya. Hanya dengan makhluk yang sekecil virus itu, banyak orang menjadi tak berdaya. Banyak orang jatuh sakit, dan bahkan meninggal dunia. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak selayaknya menyombongkan dan membanggakan dirinya.

Selain itu pandemi mengingatkan kita untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam situasi dan kondisi apa pun. Jika kita tidak bersabar dan bersyukur, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerisauan, kepenatan, kesusahan, dan kesedihan. Sebaliknya, jika kita senantiasa sabar dan syukur, maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar di kehidupan akhirat kelak. Pandemi juga meningkatkan solidaritas sesama. Akibat pandemi ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan tidak bisa mencari nafkah untuk biaya hidup.

Kalangan orang yang mampu banyak yang memberikan bantuan berupa sembako atau uang kepada yang lebih membutuhkan sebagai bentuk solidaritas kepada sesama. 

Menyebarnya virus ini juga mengingatkan kita akan kematian. Manusia pasti akan mati. Manusia tidak selamanya hidup di dunia ini. Kita yakin dalam setiap kejadian atau peristiwa selalu ada hikmahnya, sebagaimana yang dinyatakan dalam QS al-Baqarah 269 yang dikutip di awal khutbah ini:

يُؤتي ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُوا ٱلْأَلْبٰبِ

“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,

Idul Fitri masyarakat kita punya tradisi mudik; pulang kampung untuk silaturahim dengan sanak, keluarga, tetangga dan sahabat. Tahun ini pemerintah menetapkan aturan untuk tidak mudik. Tujuannya untuk membatasi penyebaran Covid-19. Aturan untuk tidak mudik inipun sesuai dengan maqashid syariah (tujuan dasar diberlakukannya syariat).

Menurut Imam asy-Syatibi, ada lima bentuk maqashid syariah, yang juga sering disebut sebagai lima prinsip umum atau al-kulliyat al-khamsah. Masing-masing berupa wujud atau penjagaan dan berupa ‘adam atau pencegahan. Lima maqashid syariah dimaksud adalah hifdhun ad-diin (menjaga agama), hifdhun an-nafs (menjaga jiwa), hifdhul aql (menjaga akal), hifdhun nasl (menjaga keturunan), dan hifdhul maal (menjaga harta). Dari lima hal tersebut, aturan untuk tidak mudik setidaknya berkesesuaian dengan hifdun nafs (menjaga jiwa).

Meski tak mungkin dapat menggantikan nuansa perayaan Idul Fitri dengan berkumpul bersama keluarga besar di kampung, di era ini lebaran virtual; melalui telepon, WA, VC, zoom atau aplikasi lain, bisa menjadi solusi alternatif yang aman, nyaman, tanpa macet dan tentu lebih irit biaya. Kita tak memungkiri manfaat mudik untuk silaturahim dengan sanak, keluarga, tetangga, sahabat dan leluhur baik yang masih ada atau yang sudah mendahului kita. Namun di era pandemi ini boleh jadi mudik membawa banyak mafsadat bagi kita, antara lain tersebarnya Covid-19. Karenanya tepat menggunakan prinsip:

دَرْءُ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ

“Menghindari mafsadat (kerusakan) itu lebih didahulukan daripada mengambil manfaat” 

Ma’asyiral Muslimin Rohimakumullah,

Semoga kita dapat mematuhi segala apa yang ditetapkan pemerintah dalam menghadapi pandemi, sehingga pandemi cepat berlalu. Semoga Allah selamatkan kita, orang tua kita, saudara kita, guru-guru kita, jamaah kita, kampung kita, bangsa kita, dan umat Nabi Muhammad dari wabah pandemi Covid-19. Demikian khutbah ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

أعوذ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَى النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى، فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا الله لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

الحمدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ (وَنَخُصُّ خُصُوْصًا قُوْرُوْنَا) عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَ عَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر . واللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ . أقِيْمُوْا الصَّلَاةَ .

 

Jika menghendaki downlod file PDF silahkan klik di bawah ini :

 Dowload File Khutbah KLIK DI SINI

 HALAMAN
1 2 3 4 5

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at Bulan Syawal 1442 H"