Hukum Penarikan Liar Di Jalan Raya Menurut Islam

Beberapa wilayah Indonesia memiliki curah hujan yang besar. Hal ini  ternyata berdampak besar pada dunia transportasi, mulai dari banjir yang menggenang di beberapa kota, jalan-jalan yang berlubang, sampai jebolnya beberapa jembatan. Keadaan ini di manfaatkan beberapa warga untuk memberikan jasa pengaturan lalu-lintas dan dengan  meminta sejumlah uang sebagai imbalannya.  

Pertanyaan: 

a. Bagaimana hukum penarikan liar di jalan raya seperti kasus di atas?

Jawab: Hukumnya dari penarikan uang diatas di perinci sebagai berikut;

• Apabila diatasnamakan upah jerih payah mereka, maka hukum memintanya adalah haram. Sebab tidak adanya transaksi, kecuali kalau ada dugaan kuat bahwa pemberi merelakannya.
• Apabila penarikan tersebut hanya sekedar meminta sumbangan, maka hukumnya diperbolehkan dengan beberapa persyaratan;

            - Tidak menghinakan diri. 

            - Tidak memaksa.

            - Tidak menyakiti.

Referensi:

&  حاشية الجمل الجزء 3 صحـ : 627 مكتبة دار الفكر

وَلَوْ عَمِلَ لِغَيْرِهِ عَمَلاً مِنْ غَيْرِ اسْتِئْجَارٍ وَلاَ جَعَالَةٍ فَدَفَعَ إِلَيْهِ مَالاً عَلَى ظَنِّ وُجُوْبِهِ عَلَيْهِ لَمْ يَحِلَّ لِلْعَامِلِ وَعَلَيْهِ أَنْ يُعْلِمَهُ أَوَّلاً أَنَّهُ لاَ يَجِبُ عَلَيْهِ الْبَذْلُ ثُمَّ الْمَقْبُوْلُ هِبَةٌ لَوْ أَرَادَ الدَّافِعُ أَنْ يَهَبَهُ مِنْهُ وَلَوْ عَلِمَ أَنَّهُ لاَ يَجِبُ عَلَيْهِ الْبَذْلُ وَدَفَعَهُ إِلَيْهِ هَدِيَّةً حَلَّ

&  جواهر البخاري صحـ :  163

قَالَ النَّوَوِيُ اتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى النَّهْيِ عَنِ السُّؤَالِ مِنْ غَيْرِ ضَرُوْرَةٍ وَاخْتَلَفَ أَصْحَابُنَا فِيْ مَسْئَلَةِ الْقَادِرِ عَلَى الْكَسْبِ عَلَى الْوَجْهَيْنِ أَصَحُّهُمَا أَنَّهَا حَلاَلٌ بِثَلاَثَةِ شُرُوْطٍ أَنْ لاَيُذِلَّ نَفْسَهُ وَلاَ يُلِحَّ فِى السُّؤَالِ وَلاَ يُؤْذِي الْمَسْؤُوْلَ فَإِنْ فُقِدَ وَاحِدٌ فَحَرَامٌ بِاْلاتِّفَاقِ.

Berbagi :