Keluarga yang ditinggal mati, umumnya mengadakan acara selamatan
(bersedekah) yang dikemas tahlilan untuk mendo'akan orang yang meninggal. Namun
melihat praktek yang ada, biaya selamatan tersebut biasanya diambilkan dari
harta tirkah sebelum ada pembagian. Apa hukum mengambil biaya selamatan yang
diambil dari harta tirkah?
Jawab: Boleh, selama ahli warisnya tidak ada yang mahjûr ‘alaih
(orang yang tercegah untuk men-tasharruf-kan hartanya, seperti; ahli
waris ada yang belum balîgh), kecuali ada wasiat dari orang yang
meninggal. Menurut Mâlîkiyyah adat yang terlaku hukumnya sama dengan wasiat,
sehingga tidak apa-apa diambilkan dari tirkah, asalkan tidak melebihi
1/3 tirkah.
Referensi:
&حاشية
الشيخ إبراهيم الباجوري الجزء 1 صحـ : 369 مكتبة دار الكتب الإسلامية
(مَسْأَلَةٌ كَثِيْرَةُ
الْوُقُوْعِ) وَهِيَ أَنَّهُ مَتَى كَانَ فِي الْوَرَثَةِ مَحْجُوْرٌ عَلَيْهِ بِأَنْ
كَانَ فِيْهِمْ قَاصِرٌ أَوْ شَفِيْهٌ حَرُمَ التَّصَرُّفُ فِيْ شَيْءٍ مِنَ التِّرْكَةِ
كَنَحْوِ السَّبْحِ وَالْجَمْعِ وَغَيْرِ ذَلِكَ إِلاَّ إِنْ أَوْصَى بِهِ وَعِنْدَ
الْمَالِكِيَّةِ تُعْتَبَرُ الْعَادَةُ فَمَا جَارَتْ بِهِ كَانَ بِمَنْزْلَةِ الْمُوْصَى
بِهِ اهـ
Posting Komentar untuk "Harta Mayit Dibuat Slametan "