Memutuskan Jama’ah (Mufaraqah)


Shodiq adalah salah satu saudagar yang sukses, omsetnya terkirim dimana-mana, bahkan sampai merambah ke manca negara. Sehingga seluruh waktunya, difokuskan untuk mengurus bisnisnya. Walaupun begitu, ia tidak pernah ketinggalan melaksanakan shalat jamaah, meskipun, entah dengan alasan apa, kadang-kadang ia harus pisah ditengah melaksanakan shalat jamaah. Bagaimana hukum mufâraqah (niat memutuskan jama’ah) di tengah-tengah shalat berjama’ah?
Jawab: Diperinci sebagai berikut:
1.     Wajib, jika tahu bahwa imam melakukan sesuatu yang membatalkan shalat.
2.     Sunah, jika imam meninggalkan kesunahan shalat.
3.     Mubah, jika imam memperpanjang shalat.
4.     Makruh serta menghilangkan fadlilah jama’ah, jika tidak ada udzur.
5.     Haram, jika jama’ah merupakan syi'âr atau jama’ah menjadi syarat seperti jama’ah shalat Jum'at.
Referensi:

&بغية المسترشدين للسيد باعلوي الحضرمي صحـ : 121-122 مكتبة دار الفكر
( فَائِدَةٌ ) قَالَ فِيْ كَشْفِ النِّقَابِ وَالْحَاصِلُ أَنَّ قَطْعَ الْقُدْوَةِ تَعْتَرِيْهِ اْلأَحْكَامُ الْخَمْسَةُ وَاجِباً كَأَنْ رَأَى إِمَامَهُ مُتَلَبِّسًا بِمُبْطِلٍ وَسُنَّةٍ لِتَرْكِ اْلإِمَامِ سُنَّةً مَقْصُوْدَةً وَمُبَاحًا كَأَنْ طَوَّلَ اْلإِمَامُ وَمَكْرُوْهاً مُفَوِّتاً لِفَضِيْلَةِ الْجَمَاعَةِ إِنْ كَانَ لِغَيْرِ عُذْرٍ وَحَرَاماً إِنْ تَوَقَّفَ الشِّعَارُ عَلَيْهِ أَوْ وَجَبَتِ الْجَمَاعَةُ كَالْجُمْعَةِ اهـ.

Posting Komentar untuk "Memutuskan Jama’ah (Mufaraqah)"