Baca juga 70 Lebih Tanya Jawab Fikih Wanita
Hukum mengenakan pacar kuku bagi wanita
ada tiga pendapat :
- Boleh, selain dengan pacar kuku warna
hitam.
- Boleh bagi wanita bersuami atau hamba
sahaya memakai pacar kuku warna hitam, bila telah mendapat izin.
- Mutlak sunah menurut al-Baghawi bagi
wanita bersuami memakai pacar dengan cara apapun.
Sedangkan hukum mengenakan pacar kuku bagi
laki-laki ada tiga pendapat :
- Haram menurut Syafi’iyyah, memandang
illat tasyabbuh (bentuk penyerupaan) dengan pewarna kuku yang termasuk aksesoris
wanita.
- Makruh menurut sebagian Hanabilah dan
Hanafiah.
- Boleh menurut Ibnu Qudamah.
Poin pembahasannya terletak pada kajian
‘tathrif’, meskipun yang lebih dominan diulas dalam referensi klasik adalah
‘khidhab’, di mana khidhab dalam konteks pembahasan dimaksudkan lebih general
sebagai pewarnaan tangan dan kaki, mulai dari ujung sampai pergelangan
tangan/kaki, baik kuku maupun kulitnya. Pembahasan khidhab cukup berbeda dengan
tathrif dan hanya sedikit bersinggungan terutama ketika dikaitkan dengan khidab
pada laki-laki. Hemat saya, sekedar untuk memudahkan, khidab adalah pewarna
kulit, dan tathrif adalah pewarna kuku.
Refrensi :
الكتاب : الموسوعة الفقهية
الكويتية ج ٢ ص ٢٧٧ - ٢٧٨
الاِخْتِضَابُ لُغَةً :
اسْتِعْمَال الْخِضَابِ . وَالْخِضَابُ هُوَ مَا يُغَيَّرُ بِهِ لَوْنُ الشَّيْءِ
مِنْ حِنَّاءَ وَكَتَمٍ وَنَحْوِهِمَا. وَلاَ يَخْرُجُ الْمَعْنَى
الاِصْطِلاَحِيُّ عَنِ الْمَعْنَى اللُّغَوِيِّ
التَّطْرِيفُ لُغَةً :
خَضْبُ أَطْرَافِ الأْصَابِعِ ، يُقَال : طَرَفَتِ الْجَارِيَةُ بَنَانَهَا إِذَا
خَضَّبَتْ أَطْرَافَ أَصَابِعِهَا بِالْحِنَّاءِ ، وَهِيَ مُطَرِّفَةٌ
“Ikhtidhab secara bahasa adalah: pemakaian
khidhab, sedang khidhab yaitu sesuatu yang bisa merubah warna suatu obyek entah
dengan hina’, katam, atau sejenisnya. Makna istilahnya tidak berbeda dengan
makna bahasa.
Tathrif secara bahasa adalah: pewarnaan
pacar pada ujung jari, diucapkan (gadis itu memacari jemarinya, ketika memacari
ujung jarinya dengan hina’).
الكتاب : حاشية إعانة
الطالبين ج٢ ص٣٨٧
وعبارة الكردي: قوله:
ويحرم الحناء للرجل.
خرج به المرأة، ففيها
تفصيل، فإن كان لاحرام استحب لها سواء كانت مزوجة.
أو غير مزوجة، شابة أو
عجوزا وإذا اختضبت عمت اليدين بالخضاب.
وأما المحدة: فيحرم عليها،
والخنثى كالرجل.
ويسن لغير المحرمة إن كانت
حليلة وإلا كره.
ولا يسن لها نقش وتسويد
وتطريف وتحمير وجنة، بل يحرم واحد من هذه على خلية ومن لم يأذن لها حليلها.
“Al-Kurdi berkata: pewarna pacar haram
bagi laki-laki. Dikecualikan bagi wanita maka ada pemilahan, jika hendak ihram
maka disunahkan baginya baik sudah bersuami maupun belum, muda maupun tua, di
mana ketika memakai pacar diwarnai menyeluruh pada kedua tangannya. Sedangkan
wanita yang sedang iddah maka haram, serta pada banci maka sebagaimana haramnya
laki-laki.
Bagi selain wanita berihram, disunahkan
memakai pacar bagi wanita bersuami, bila belum bersuami maka makruh.
Tidak disunahkan bagi wanita mengecat
kuku, mewarnai hitam, memacar kuku, serta memerahi pipi, bahkan haram hal
tersebut untuk wanita yang belum bersuami maupun wanita yang tidak mendapat
ijin suami atau tuannya.”
الكتاب : حاشية الجمل ج ٢
ص٤٣٠
ويحرم أيضا تجعيد شعرها
ونشر أسنانها وهو تحديدها وترقيقها والخضاب بالسواد وتحمير الوجنة بالحناء ونحوه
وتطريف الأصابع مع السواد
“Diharamkan juga mengeriting rambut
wanita, merenggangkan giginya yakni dengan mempertajam dan menipiskannya,
mewarnai dengan pacar hitam, memerahi pipi dengan hina’ dan sejenisnya, serta
memacari jari-jari besertaan warna pacarnya hitam.”
الكتاب : تحفة المحتاج ج
١٤ ص ٤٨٤
( قَوْلُهُ : وَتَطْرِيفُ ) قَالَ ابْنُ الرِّفْعَةِ وَالْمُرَادُ
بِالتَّطْرِيفِ الْمُحَرَّمِ تَطْرِيفُ الْأَصَابِعِ بِالْحِنَّاءِ مَعَ
السَّوَادِ أَمَّا بِالْحِنَّاءِ وَحْدَهُ فَلَا شَكَّ فِي جَوَازِهِ شَرْحُ
الْعُبَابِ وَكَذَا يَنْبَغِي أَنْ يُقَالَ فِي النَّقْشِ سم
“Wa tathrif: Ibnu Rif’ah dalam Syarh ‘Ubab
berkata bahwa yang dimaksud tathrif yang diharamkan adalah mewarnai kuku dengan
pacar besertaan warnanya hitam, sedangkan hukum pacar semata (tanpa tambahan
hitam) maka tidak diragukan lagi kebolehannya. Ibnu Qasim al-’Ubadi
menambahkan, begitu juga ketentuan warna hitam ini berlaku dalam hukum
pengecatan kuku.”
الكتاب : أسنى المطالب ج ١
ص ١٧٣
ويحرم تَجْعِيدُهُ أَيْ
الشَّعْرِ وَوَشْرُ الْأَسْنَانِ أَيْ تَحْدِيدُهَا وَتَرْقِيقُهَا لِلتَّغْرِيرِ
وَلِلتَّعَرُّضِ لِلتُّهْمَةِ فِيهِمَا وَلِلْخَبَرِ السَّابِقِ في الثَّانِي
وَالْخِضَابُ بِالسَّوَادِ لِخَبَرِ يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ في آخَرِ
الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ
الْجَنَّةِ رَوَاهُ أبو دَاوُد وَغَيْرُهُ وَتَحْمِيرُ الْوَجْنَةِ بِالْحِنَّاءِ
أو نَحْوِهِ وَتَطْرِيفُ الْأَصَابِعِ بِهِ مع السَّوَادِ لِلتَّعَرُّضِ
لِلتُّهْمَةِ إلَّا بِإِذْنِ زَوْجٍ أو سَيِّدٍ لها في جَمِيعِ ما ذُكِرَ بَعْدَ
قَوْلِهِ حَرَامٌ فَيَجُوزُ لها ذلك لِأَنَّ له غَرَضًا في تَزَيُّنِهَا له وقد
أَذِنَ لها فيه وَخَالَفَ في التَّحْقِيقِ في الْوَصْلِ وَالْوَشْرِ
فَأَلْحَقَهُمَا بِالْوَشْمِ في الْمَنْعِ مُطْلَقًا
“Diharamkan mengeriting rambut dan
merenggangkan giginya yakni dengan mempertajam dan menipiskannya karena rentan
manipulasi dan berpraduga negatif pada dirinya dalam dua perkara tadi, haramnya
pacar warna hitam juga dikarenakan hadits [akan ada kaum di akhir jaman yang
mewarnai dengan pacar hitam sebagaimana hitamnya tembolok burung dara, mereka
tidak bisa mencium bau surga, HR. Abu Dawud dan lainnya].
[Diharamkan juga] memerahi pipi dengan hina’
atau sejenisnya serta memacari jari-jari besertaan warna pacarnya hitam, sebab
menimbulkan pandangan negatif masyarakat, kecuali atas ijin suami atau tuannya
maka boleh semua hal yang diharamkan tadi. Hal itu karena suami berhak atas
pelayanan bersolek dari istrinya sedangkan dia telah mengijinkan. Namun
an-Nawawi dalam kitab Tahqiq tidak sepakat mengenai hukum menyambung rambut dan
merenggangkan gigi, ia menyamakannya dengan hukum tato yakni mutlak haram.”
الكتاب : أسنى المطالب ج
١ص ١٧٣
وكذا يُسْتَحَبُّ خَضْبُ
كَفَى الْمَرْأَةِ الْمُزَوَّجَةِ وَالْمَمْلُوكَةِ وَقَدَمَيْهَا بِذَلِكَ
لِأَنَّهُ زِينَةٌ وَهِيَ مَطْلُوبَةٌ منها لِزَوْجِهَا أو سَيِّدِهَا تَعْمِيمًا
لَا تَطْرِيقًا وَلَا نَقْشًا
“Begitu juga disunahkan memacari kedua
telapak tangan dan kaki wanita bersuami atau hamba sahaya karena itu adalah
aksesoris baginya. Hal itu ditujukan untuk suami atau tuannya dengan cara
meratakan pemakaian pacar bukan dengan cara memacari atau mengecat ujung
jarinya semata.”
واما الخضاب بالحناء
فمستحب للمرأة المزوجة في يديها ورجليها تعميما لا تطريفا ويكره لغيرها وقد اطلق
البغوي وآخرون استحباب الخضاب للمرأة ومرادهم المزوجة
الكتاب : المجموع شرح
المهذب ج3 ص140
“Mewarnai dengan pacar disunahkan bagi
wanita bersuami pada kedua tangan dan kakinya, dengan cara diratakan bukan
sebatas ujung jari, serta makruh bagi selain wanita bersuami. Namun al-Baghawi
dan lainnya memutlakkan hukum sunah memakai pacar bagi wanita, yakni wanita
yang telah bersuami.”
الكتاب : الموسوعة الفقهية
ج ٤١ ص ١٤٩
نَصَّ الشَّافِعِيَّةُ
عَلَى أَنَّهُ يَحْرُمُ نَقْشُ يَدِ الْمَرْأَةِ الْمُحْرِمَةِ بِالْحِنَّاءِ ،
وَكَذَا تَطْرِيفُ الأْصَابِعِ وَتَسْوِيدُهَا لِمَا فِيهِ مِنَ الزِّينَةِ
وَإِزَالَةِ الشَّعَثِ الْمَأْمُورِ بِهِ فِي الإْحْرَامِ
“Asy-Syafi’i menegaskan haramnya mengecat
tangan wanita yang berihram dengan hina’, begitu juga memacari kuku dan
menghitamkannya, sebab memandang hal itu merupakan aksesoris serta menjadikan
hilangnya penampilan kusut yang diperintahkan dalam ihram.”
الكتاب : حاشية البجيرمي
على شرح منهج ج ٢ ص ١١٧
قوله ( بشيء منه ) أي من
المذكور وهو الحناء
وقوله فتستر لون البشرة
وإذا فعلت ذلك لا يجوز النظر ليديها مخضوبتين والحرمة باقية وإنما أفاد الخضب نوع
ستر في الجملة سم
قوله ( وخرج بالمرأة لرجل
) شامل للأمرد الجميل قوله ( بل يحرم ) أي لغير عذركما نص عليه الإمام الشافعي
ومحل الحرمة في البدن فلا ينافي سن خضب لحيته بالحناء وكذا بالسواد في الجهاد
ليظهر للكفار شبابه وقوته
“[Dengan sesuatu darinya] yakni dari hina’
yang telah disebutkan
[Menutupi warna kulit] ketika hal itu
sudah dilakukan tetap tidak boleh melihat kedua tangan wanita yang diberi pacar
itu, hukum haramnya tetap, fungsi khidhab sebagai penutup kulit hanya memandang
secara global saja.
[Dikecualikan dari wanita yaitu pada
lelaki] termasuk di dalamnya pemuda berwajah manis.
[Bahkan haram] yakni tanpa adanya udzur
sebagaimana yang ditegaskan oleh asy-Syafi’i, letak keharamannya di badan,
sehingga tidak menegasikan sunahnya khidhab jenggot dengan pewarna hina’,
begitu juga dengan pewarna hitam dalam medan perang untuk mendemonstrasikan
fisik belia dan kekuatannya pada kaum kafir.”
الكتاب : الموسوعة الفقهية
ج ٢ ص ٢٨٤
اتَّفَقَ الْفُقَهَاءُ
عَلَى أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ لِلرَّجُل أَنْ يَخْتَضِبَ فِي رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ
لِتَغْيِيرِ الشَّيْبِ بِالْحِنَّاءِ وَنَحْوِهِ لِلأْحَادِيثِ الْوَارِدَةِ فِي
ذَلِكَ ، وَجَوَّزُوا لَهُ أَنْ يَخْتَضِبَ فِي جَمِيعِ أَجْزَاءِ بَدَنِهِ مَا
عَدَا الْكَفَّيْنِ وَالْقَدَمَيْنِ ، فَلاَ يَجُوزُ لَهُ أَنْ يَخْتَضِبَ
فِيهِمَا إِلاَّ لِعُذْرٍ ؛ لأِنَّ فِي اخْتِضَابِهِ فِيهِمَا تَشَبُّهًا بِالنِّسَاءِ،
وَالتَّشَبُّهُ بِالنِّسَاءِ مَحْظُورٌ شَرْعًا
وَقَال أَكْثَرُ
الشَّافِعِيَّةِ وَبَعْضُ الْحَنَابِلَةِ بِحُرْمَتِهِ . وَقَال بَعْضُ
الْحَنَابِلَةِ وَصَاحِبُ الْمُحِيطِ مِنَ الْحَنَفِيَّةِ بِكَرَاهَتِهِ وَقَدْ
قَال رَسُول اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لَعَنَ اللَّهُ
الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَال وَالْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ
الرِّجَال بِالنِّسَاءِ . وَحُكْمُ الْخُنْثَى الْمُشْكِل كَحُكْمِ الرَّجُل فِي
هَذَا
“Para fuqaha sepakat disunahkannya bagi
lelaki untuk mewarnai pacar pada rambut kepala dan jenggotnya untuk merubah
warna uban sesuai dengan keterangan beberapa hadits, mereka juga memperbolehkan
mewarnai pacar pada seluruh bagian anggota tubuhnya selain kedua telapak tangan
dan kakinya, maka pada dua anggota tadi tidak diperbolehkan kecuali dengan
adanya udzur, sebab memandang pewarnaan pacar pada keduanya menyerupai keadaan
wanita, di mana hukum menyerupai wanita adalah haram.
Kebanyakan ulama syafi’iah dan sebagian
hanabilah berpendapat tentang keharamannya. Sebagian yang lain dari hanabilah
serta pengarang kitab Muhith dari hanafiah berpendapat makruh. Rasulullah
bersabda: Allah melaknat golongan wanita yang menyerupai lelaki dan golongan
lelaki yang menyerupai wanita. Dalam masalah ini status hukum khuntsa musykil sebagaimana
lelaki.”
الكتاب : الفتاوى الكبرى
الفقهية ج ٤ ص ٢٥٧
وَسُئِلَ رَحِمَهُ اللَّهُ
تَبَارَكَ وَتَعَالَى ما حُكْمُ حِنَّاءِ يَدَيْ الرَّجُلِ وَرِجْلَيْهِ فَأَجَابَ
نَفَعَنَا اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى بِعُلُومِهِ بِقَوْلِهِ حُكْمُ حِنَّاءِ
يَدَيْ الرَّجُلِ وَرِجْلَيْهِ أَنَّهُ لِغَيْرِ ضَرُورَةٍ حَرَامٌ على الْمُعْتَمَدِ
عِنْدَ النَّوَوِيِّ وَغَيْرِهِ لِأَنَّهُ من زِينَةِ النِّسَاءِ
“Ditanyakan: apa hukum memakai pacar pada
kedua tangan dan kaki lelaki ?. Dijawab: hukum pemakaian pacar pada kedua
tangan dan kaki lelaki, selain dalam kondisi darurat, haram menurut pendapat
yang mu’tamad dari an-Nawawi dan ulama lainnya, sebab termasuk aksesoris bagi
wanita.”
الكتاب : كتاب الفروع ج ٥
ص ٥٣٢
فأما الخضاب للرجل فذكر
الشيخ أنه لا بأس به فيما لا تشبه فيه بالنساء; لأن الأصل الإباحة, ولا دليل
للمنع, وأطلق في المستوعب: له الخضاب بالحناء, وقال في مكان آخر: كرهه أحمد
"قال أحمد": لأنه من الزينة.
“Adapun mengenai memakai pacar pada
lelaki, Ibnu Qudamah berpendapat hal itu tidak masalah pada perkara yang tidak
dianggap menyerupai wanita, sebab hukum asal adalah boleh, serta tidak ada
dalil yang melarangnya. Di dalam kitab al-Mustau’ab ia memutlakkannya bahwa
boleh bagi lelaki memakai pewarna pacar, di tempat lainnya ia berkomentar bila
Ahmad Ibn Hanbal memakruhkannya, Imam Ahmad berkata: sebab hal itu termasuk
aksesoris wanita.”
الفقه الإسلامي ٤/٢٦٨٣
و يحرم التخنث أيضا وهو
تشبه الرجال بالنساء في المشي و التكسير و لين الكلام و رقة الصوت و التزين
بالحنلء و نحو ذلك من أنواع المكياج و التحمير و التبيض و تطريف الأصابع لكن يستحب
الخضاب للنساء و نحوه
Sunnah bagi perempuan memakai pacar kuku
agar berbeda dengan lelaki dan sebaliknya haram bagi lelaki, berdasarkan sebuah
hadits :
سنن النسائي ٥٠٨٩
عن عائشة قالت مدت من وراء
الستر بيدها كتابا إلى رسول الله صلى الله عليه و سلم فقبض النبي صلى الله عليه و
سلم يده و قال ما أدري أيد رجل أو امرأة فقالت بل إمرأة فقالت لو كنت إمرأة غيرت
أظفارك بالحناء
Seorang perempuan memberikan surat pada
rasulullah saw dari balik satir,beliau kemudian memegan tangannya dan berkata :
aku tidak tahu ini tgn lelaki atau perempuan , perempuan itu berkata :
"tangan perempuan " , nabi kemudian bersabda :"jika engkau
perempuan,tentunya kau akan mewarnai kukumu dengan pewarna kuku/pacar.
Artikel terkait : Wudlu Memakai Hena
Baca juga 70 Lebih Tanya Jawab Fikih Wanita
Posting Komentar untuk "Hukum Memakai Pacar Hena"