Paling ringan ziarah kubur. Pertama tidak ada pintunya. Kedua karena tidak berpintu, maka ziarah kubur bisa kapan saja dilakukan secara swalayan. Dalam ziarah itulah kita bisa mendoakan ahli kubur agar kesejahteraan, keselamatan, ampunan, dan rahmat Allah selalu melimpah kepada penghuninya.
Apakah penghuni kubur tidak tahu kediamannya
dikunjungi orang? Wallahu a‘lam. Jelasnya, ada waktu-waktu khusus untuk ziarah
kubur agar lebih dekat dengan penghuninya.
✏ Demikian disebutkan Sulaiman bin Umar bin Muhammad
Al-Bujairimi dalam At-Tajrid li Naf‘il ‘Abid ala Syarhil Manhaj.
فائدة:
روح
الميت لها ارتباط بقبره ولا تفارقه أبدا لكنها أشد ارتباطا به من عصر الخميس إلى شمس السبت، ولذلك اعتاد الناس الزيارة
يوم الجمعة وفي عصر الخميس، وأما زيارته صلى الله
عليه وسلم لشهداء أحد يوم السبت فلضيق يوم الجمعة
عما يطلب فيه من الأعمال مع بعدهم عن المدينة ق ل وبرماوي و ع ش على م ر
“Informasi, roh mayit itu memiliki tambatan pada
kuburnya. Ia takkan pernah berpisah selamanya. Tetapi, roh itu lebih erat
bertambat pada kubur sejak turun waktu Ashar di hari Kamis hingga fajar
menyingsing di hari Sabtu. Karenanya, banyak orang melazimkan ziarah kubur pada
hari Jum‘at dan waktu Ashar di hari Kamis. Sedangkan ziarah Nabi Muhammad SAW
kepada para syuhada di perang Uhud pada hari Sabtu lebih karena sempitnya hari
Jum‘at oleh pelbagai amaliyah fadhilah Jum‘at sementara mereka jauh dari kota
Madinah. Demikian keterangan Qaliyubi, Barmawi, dan Ali Syibromalisi atas M
Romli.”
↪ “Kesunahan ziarah menjadi muakad
dihari kamis sore dan hari jumat dan makruh dihari sabtu”
▶ (al-Irsyaadaat as-Sunniyah hal. 111)
زيارة القبور مندوبة للاتعاظ وتذكر الآخرة وتتأكد يوم
الجمعة ويوما قبلها ويوما بعدها عند الحنفية والمالكية
وخالف الحنابلة والشافعية فانظر مذهبيهما تحت الخط
( الحنابلة قالوا : لا تتأكد الزيارة في يوم دون يوم
الشافعية قالوا : تتأكد من عصر يوم الخميس إلى طلوع شمس يوم السبت . وهذا قول راجح عند المالكية
الشافعية قالوا : تتأكد من عصر يوم الخميس إلى طلوع شمس يوم السبت . وهذا قول راجح عند المالكية
Ziarah kubur disunahkan agar dapat mengambil
pertimbangan, peringatan serta teringat kehidupan akhirat, kesunahannya menjadi
mauakad dihari hari jumat dan hari sebelumnya (kamis) serta hari setelahnya
menurut kalangan Hanafiyah dan Malikiyyah berbeda menurut kalangan Hanabilah
yang menyatakan “ziarah tidak muakad, tidak dihari tertentu juga hari lainnya”
dan kalangan Syafi’iyyah yang menyatakan “Menjadi sunah yang muakkad mulai
asharnya hari kamis hingga terbitnya matahari di hari sabtu” dan pernyataan ini
sesuai pendapat yang unggul dikalangan Malikiyyah.
✒ (Al-Fiqh ala Madzaahib al-Arbaah I/855.)
Pada hari kamis dan jum’at, orang-orang yang
telah meninggal dunia dapat mengetahui para peziarah yang mengunjungi makamnya
karena kemuliaan hari jum’at
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus