Pertanyaan:
Bagaimana menyikapi do'a yang sering kita baca
melihat adanya do'a yang tersebar di medsos sebagaimana contoh gambar diatas
Jawab:
Melihat dari beberapa literatur yang ada derajat
hadits tersebut adalah MURSAL, namun di-dhoifkan oleh muhadits otodidak wahabi
( albani dalam al-jami'i al- shoghir, nama kitabnya hampir sama dengan jami'ish
shoghir nya ASWAJA ).
Adalah terlalu berlebihan kalau menyatakan salah,
apalagi bid’ah berdo’a dengan do’a tersebut. Karena sebagai do’a, asalkan
maknanya tidak bertentangan dengan aqidah Islam dan tidak untuk maksiyat, maka
disunnahkan berdo’a walaupun do’a buatan sendiri atau dengan bahasa non Arab
sekalipun. Apalagi do’anya orang yang berpuasa tidak ditolak. Rasulullah saw
bersabda:
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ،
وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ
الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ، وَتُفْتَحُ لَهَا
أَبْوَابُ السَّمَاوَاتِ، وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ
وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu
imam (pemimpin) yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang
yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit
untuknya, lalu Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Demi izzah-Ku, Aku akan
menolongmu meski setelah beberapa waktu.” (HR Ahmad, dari Abu Hurairah, shahih
lighairihi).
Apalagi ada hadits yang bahwa Rasulullah
diriwayatkan juga berdo’a dengan do’a yang sebagian lafadznya seperti di atas:
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ،
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ ”
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: «اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ»
Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu
(HR. Abu Dawud, diriwayatkan juga oleh Al Baihaqi, Ath Thabarany, Ibnu Abi
Syaibah)
Namun dalam catatan kaki Kitab Jâmi’ul Ushul,
karya Ibnul Atsir (w. 606 H), dengan tahqiq Abdul Qadir Arna’uth dan
disempurnakan Basyir ‘Uyûn, Maktabah Dârul Bayân, juz 6 hal.378 dinyatakan:
رقم
(2358) في الصوم، باب القول عند الإفطار، مرسلاً، ولكن للحديث شواهد يقوى بها.
Nomor (2358) dalam (kitab) Puasa, bab perkataan
saat berbuka, mursal, akan tetapi hadits ini memiliki syawâhid yang
memperkuatnya.
Berikut beberapa redaksi do’a terkait:
1) Ath Thabarany dalam Mu’jam as Shaghir (2/133):
بِسْمِ
اللَّهِ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ , وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
2) Ath Thabarany dalam Ad Du’â, hal 286
بِسْمِ
اللَّهِ، اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، تَقَبَّلْ مِنِّي
إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
3) Dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (2/344), Ar
Rabi’ bin Khutsaim ketika mau berbuka berdo’a:
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
4) Dalam Tartîbul ‘Amâly, 1/344:
بِاسْمِ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، اللَّهُمَّ لَكَ
صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، سُبْحَانَكَ
وَبِحَمْدِكَ، تَقَبَّلْهُ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ
Juga diriwayatkan bahwa Ibnu ‘Umar ketika mau
berbuka berdo’a:
يَا
وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغْفِرْ لِي
Wahai Dzat Yang luas ampunannya, ampuni aku (HR.
Al Baihaqy)
Bagus juga berdo’a dengan do’a:
ذَهَبَ
الظَّمأُ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَبَتَ الأجرُ إِن شاءَ اللهُ
Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah,
dan telah tetap pahala, insya Allah (HR. Abu Daud, Ad Daruquthni menyatakan
sanadnya hasan, Al Hakim menyatakan sanadnya shahih menurut Syaikhain/bukhori
muslim)
Imam Thobrony menyatakan haditsnya marfu'
)حديث مرفوع) ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ
شَبِيبٍ ، ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَمْرٍو الْبَجَلِيُّ ،
ثنا دَاوُدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ ، عَنْ شُعْبَةَ
، عَنْ ثَابِتٍ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ إِذَا أَفْطَرَ ، قَالَ : "
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ
أَفْطَرْتُ " .
Simak penjelasan keterangan berikut dari ulama
lintas madzhab.
Kaum Muslimin di seluruh dunia termasuk di
Indonesia apabila berbuka puasa biasa membaca do’a berikut:
اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ
أَفْطَرْتُ ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ
وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ .
Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa,
kepada-Mu aku beriman dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa
penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya
Allah”.
Pembacaan do’a seperti ini – dengan variasi
tambahan dan pengurangan – merupakan warisan turun-temurun dari para Ulama
Waratsatul Anbiya. Mereka yang menganjurkan membaca do’a ini adalah para Ahli
Hadis dan Fuqaha dari berbagai Madzhab. Dari Ulama Madzhab Hanafi misalnya kita
menemukan penjelasan dari Al Imam Fakhruddin Utsman bin Ali az Zaila’i:
وَمِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَقُولَ عِنْدَ الْإِفْطَارِ
اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْت وَعَلَيْك تَوَكَّلْت
وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت .
Artinya: Di antara Sunnat adalah ketika berbuka
puasa dianjurkan mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku
beriman, kepada-Mu aku bertawakkal dan dengan rizki-Mu aku berbuka. (Lihat
kitab Tabyinul Haqa’iq Syarah Kanzud Daqa’iq karya Al Imam Az Zaila’i juz 4
halaman 178).
- Dari Ulama Madzhab Maliki antara lain disebutkan
dalam Kitab Al Fawakih Ad Dawani Ala Risalah Ibni Abi Zaid Al Qirwani karya
Syekh Ahmad bin Ghunaim bin Salim bin Mihna An Nafrawi :
وَيَقُولُ نَدْبًا عِنْدَ الْفِطْرِ : اللَّهُمَّ لَك صُمْت
وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت فَاغْفِرْ لِي مَا
قَدَّمْت وَمَا أَخَّرْت ، أَوْ يَقُولُ : اللَّهُمَّ
لَك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ
الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ .
Artinya: Dan Sunnat ketika berbuka puasa
mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka.
Maka ampunilah dosaku yang lalu dan yang akan datang”. Atau mengucapkan: “Ya
Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Telah hilang
rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku,
Insya Allah”. (Lihat pada Juz 3 halaman 386).
- Dari Madzhab Syafi’i antara lain dikemukakan Al
Hafizh Al Imam An Nawawi dalam Al Majmu’ Syarah Al Muhadzdzab:
والمستحب أن يقول عند إفطاره اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَعَلَى
رِزْقِك أَفْطَرْت لما روى أبو هريرة قال " كان
رسول الله صلي الله عليه وسلم إذا صام ثم أفطر قال اللَّهُمَّ
لَك صُمْت وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت .
Artinya: Dan yang disunnahkan ketika berbuka
puasa itu adalah mengucapkan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan
rizki-Mu aku berbuka”. Berdasarkan Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, ia
berkata: Rasulullah SAW itu apabila berpuasa kemudian berbuka membaca “Ya
Allah, karena-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka”. (Lihat Al
Majmu’ Juz 6 halaman 363).
- Dari Madzhab Hanbali antara lain dikemukakan
oleh Ibnu Qudamah Al Maqdisi.
ويستحب تعجيل الافطار وتأخير السحور، وأن يفطر على التمر
وإن لم يجد فعلى الماء،وأن يقول عند فطره
اللَّهُمَّ لَك صُمْت ، وَعَلَى رِزْقِك أَفْطَرْت ،
سُبْحَانَك وَبِحَمْدِك ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنِّي إنَّك أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Artinya: Dan disunnahkan menyegerakan berbuka dan
mengakhirkan sahur. Dianjurkan agar berbuka dengan kurma atau jika tidak ada,
dengan air. Dan ketika berbuka hendaklah membaca, “Ya Allah, karena-Mu aku
berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka”. Maha Suci Engkau ya Allah dan segala
pujian bagi-Mu. Ya Allah, terimalah ibadahku sesungguhnya Engkau Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui” (Asy Syarh Al Kabir karya Ibnu Qudamah, juz 3, halaman
76)
Para Ulama itu mengamalkan do’a tersebut
berdasarkan warisan ilmu yang diterima secara turun temurun dari generasi ke
genarasi dan bermuara di generasi awal Ummat ini. Namun do’a tersebut pun
terdapat pula catatannya di dalam kitab-kitab Hadis. Di antara buku Hadis yang
mencantumkannya adalah buku karya Al Imam Abu Dawud, seorang penyusun buku
Hadis bermadzhab Hanbali dalam Sunannya:
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى أَبُو
مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَلِىُّ بْنُ الْحَسَنِ
أَخْبَرَنِى الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ
- يَعْنِى ابْنَ سَالِمٍ - الْمُقَفَّعُ - قَالَ رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يَقْبِضُ عَلَى لِحْيَتِهِ فَيَقْطَعُ مَا
زَادَ عَلَى الْكَفِّ وَقَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- إِذَا أَفْطَرَ قَالَ « ذَهَبَ
الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ». (رواه ابو داود).
Artinya: Marwan bin Salim berkata; Aku melihat
Ibnu Umar memegang jenggotnya dan memotong yang melebihi genggaman telapak
tangannya dan berkata: Rasulullah SAW itu apabila berbuka puasa mengucapkan
“Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala
dicurahkan atasku, Insya Allah”. (HR Abu Dawud).
Al Imam Al Baihaqi, seorang penyusun kitab Hadis
bermadzhab Syafi’i meriwayatkan dalam As Sunan Al Kubra – selain Hadis di atas
– sebuah Hadis lain;
أَخْبَرَنَا
أَبُو عَلِىٍّ الرُّوذْبَارِىُّ
أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ حُصَيْنٍ
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ : أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِىَّ
-صلى
الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ :« اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ».(رواه
البيهقي فالسنن الكبرى)
Artinya: Bahwasanya nabi Muhammad SAW itu apabila
berbuka puasa membaca “Allahumma Laka Shumtu…” [Ya Allah, karena-Mu aku
berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka]. (HR Al Baihaqi dalam As Sunan Al
Kubra Juz 4 halaman 239)
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa membaca do’a “Allahumma laka Shumtu….” Sebagaimana yang biasa
dilakukan Ummat Islam adalah Sunnah. Adapun adanya keterangan sebagian orang
yang menilai Hadisnya lemah dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, lemahnya sebuah Hadis tidak serta merta
terlarang mengamalkannya sebab kelemahan itu hanyalah pada penisbatannya kepada
Rasulullah SAW, tidak ada kaitannya dengan boleh-tidaknya dibaca.
Kedua, Hadis “Allahumma Laka Shumtu…” sungguhpun
dha’if namun ia melengkapi Hadis “Dzahabazh Zhama’u…”. yang yang Hasan itu.
Bentuk kedua ini belum merupakan do’a sebab hanya bentuk berita atau ucapan
biasa yang disampaikan Rasulullah SAW saat minum air. Bacaan ini baru menjadi
do’a manakala disambungkan dengan kalimat “Allahumma…” yang berarti “Ya Allah”.
Ketiga, bacaan do’a tersebut telah diamalkan dan
dianjurkan oleh semua Ulama Madzhab Empat Itu artinya membaca “Allahumma laka
Shumtu” merupakan kesepakatan Ummat Islam.
Apabila ada orang awam yang melarang membaca
“Allahumma Laka Shumtu…” maka orang tersebut dapat dikatakan menganut aliran
sesat, sebab – selain menyalahi kesepakatan Ummat Islam – tidak ada dalil yang
menjadi dasarnya. Bahkan, sabda Rasulullah SAW di atas menganjurkan kita
memilih do’a sesuka kita. Lalu dengan alasan apa orang tersebut melarang
membaca do’a “Allahumma Laka Shumtu..” ?. Bukankah dengan larangannya itu
berarti ia telah membuat Syari’at baru?. Kalau saja membaca do’a yang terdapat
dalam Hadis Shahih itu diharamkan, tanyakan kepada orang itu; “Pernahkan anda
berdo’a dengan Bahasa Indonesia agar anak anda sukses sekolahnya?. Jika pernah,
lalu apakah ada dalilnya bentuk do’a yang anda baca itu?. Lalu bagaimana anda
melarang orang membaca do’a yang disepakati Ummat Islam dari dulu hingga sekarang
hanya gara-gara “katanya” Hadisnya dha’if ?.
Para ulama menganjurkan membaca do'a tersebut,
simak hadits yang mereka (Rohimahumullahu) takhrij : Lihat dalam taisiril
wushul ila ahaaditsir rosul.
كان
إذا أفطر قال : اللهمَّ لك صمتُ وعلى رِزقِك أفطرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: أبو داود - المصدر: المراسيل - الصفحة أو الرقم: 203
خلاصة
حكم المحدث: أورده في كتاب المراسيل
أنّ
النبيَّ صلى الله عليه وسلم كان إذا أفطر قال اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: أبو داود - المصدر: سنن أبي داود - الصفحة أو الرقم: 2358
خلاصة
حكم المحدث: سكت عنه [وقد قال في رسالته لأهل مكة كل ما سكت عنه فهو صالح]
كان
النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أفطَر قال بِسْمِ اللهِ اللَّهمَّ لكَ
صُمْتُ وعلى رِزْقِكَ أفطَرْتُ
الراوي:
أنس بن مالك المحدث: الطبراني - المصدر: المعجم الأوسط - الصفحة أو الرقم: 7/298
خلاصة
حكم المحدث: لم يرو هذا الحديث عن شعبة إلا داود بن الزبرقان تفرد به إسماعيل بن
عمر
اللهمَّ
لكَ صُمْتُ وعلى رزقِكَ أفطرتُ
الراوي:
أبو هريرة المحدث: النووي - المصدر: المجموع - الصفحة أو الرقم: 6/362
خلاصة
حكم المحدث: غريب، ليس معروفا، وعن النبي صلى الله عليه وسلم مرسلا، ومن رواية ابن
عباس مسنداً متصلاً بإسناد ضعيف
أن
النبيَّ _صلى الله عليه وسلم _كان إذا أفطرَ قال : اللهمَّ لكَ صمتُ، وعلى
رِزْقِكَ أفطرتُ.
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: الذهبي - المصدر: المهذب - الصفحة أو الرقم: 4/1616
خلاصة
حكم المحدث: مرسل
أنَّ
النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ كان إذا أفطرَ قال : اللَّهُمَّ لكَ صُمتُ وعلى
رِزقِكَ أفْطَرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن - المصدر: البدر المنير - الصفحة أو الرقم: 5/710
خلاصة
حكم المحدث: إسناده حسن لكنه مرسل
بلغَه
أنَّ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ كانَ إذا أفطرَ قالَ اللَّهمَّ
لَكَ صمتُ وعلى رزقِك أفطرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن - المصدر: شرح البخاري لابن الملقن - الصفحة أو
الرقم: 13/400
خلاصة
حكم المحدث: مرسل [وروي] من حديث أنس مرفوعاً بإسناد فيه ضعف
أنَّ
رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ تعالَى عليه وسلم كان إذا أفطر قال : اللهمَّ لك صمتُ
وعلى رِزقكَ أفطرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن - المصدر: خلاصة البدر المنير - الصفحة أو الرقم:
1/327
خلاصة
حكم المحدث: إسناده حسن لكنه مرسل
أنَّ
النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ كان إذا أفطرَ قال اللهمَّ لك صمتُ وعلى رزقك
أفطرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: ابن الملقن - المصدر: تحفة المحتاج - الصفحة أو الرقم: 2/96
خلاصة
حكم المحدث: مرسل
أنَّ
النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا أفطَر قال اللهُم لكَ صمتُ ، وعلى رزقِكَ
أفطَرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: ابن كثير - المصدر: إرشاد الفقيه - الصفحة أو الرقم: 289/1
خلاصة
حكم المحدث: مرسل، ومن حديث ابن عباس ونحوه، ولا يصح سنده
أن
النبيَّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ كان إذا أفطر قال اللهمَّ لك صمتُ وعلى رزقِك
أفطرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: محمد المناوي - المصدر: تخريج أحاديث المصابيح - الصفحة أو
الرقم: 2/169
خلاصة
حكم المحدث: مرسل
كانَ
رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أفْطَرَ قال بسمِ اللهِ اللهمَّ لَكَ
صمْتُ وعلَى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ
الراوي:
أنس بن مالك المحدث: الهيثمي - المصدر: مجمع الزوائد - الصفحة أو الرقم: 3/159
خلاصة
حكم المحدث: فيه داود بن الزبرقان وهو ضعيف
أنَّ
النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا أفطر قال : اللَّهمَّ لك صُمتُ ، وعلى
رزقِك أفطرتُ
الراوي:
معاذ بن زهرة المحدث: ابن حجر العسقلاني - المصدر: التلخيص الحبير - الصفحة أو
الرقم: 2/801
خلاصة
حكم المحدث: مرسل
كان
رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا أفطر قال : بسمِ اللهِ اللَّهمَّ لك
صُمتُ، وعلى رزقِك أفطرتُ
الراوي:
أنس بن مالك المحدث: ابن حجر العسقلاني - المصدر: التلخيص الحبير - الصفحة أو
الرقم: 2/802
خلاصة
حكم المحدث: إسناده ضعيف
melihat pandangan ahli hadits diatas ,derajat
hadits nya khilaf (marfu' , mursal dan dhoif ) kalaupun dhoif namun secara
ma'na hasan , Imam ghozali saja yang tingkatannya " Hujjatul Islam"
dalam banyak kitabnya mengutarakan amalan-amalan yang sumbernya dari hadits
dho'if sebagai "Fadhoilul a'mal".
Dan menurut pribadi saya : "terlalu
berlebihan kalau ada orang atau golongan yang tidak memperbolehkan do'a
tersebut diatas dengan berdasarkan "sanad hadits nya lemah".
Ta'dzimnya aswaja dengan menggabungkan keduanya
اللهم
لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين ذهب الظمأ وابتلت
العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Baca Juga
Posting Komentar untuk "Lafadz niat berbuka puasa"