Ijazahan Kitab Dalalilul Khoirot

Ijazahan Kitab Dalalilul Khoirot yang diselenggarakan untuk Umum pada hari Ahad, 31 Oktober 2021, Pukul 13.00 WIB sampai selesai.


Ijazahan Kitab Dalalilul Khoirot kali ini akan diijazahkan langsung Oleh Dr. KH. Mu’tashim Billah (Pengasuh pon-Pes Sunan Pandanaran), yang bertempat di Pondok Pesantren Najmul Qur’an, Dungus RT/RW : 17/02, Wungu, Kec. Wungu, Kab. Madiun, untuk lebih mudahnya bisa langsung klik maps di sini

Ketentuan mengikuti ijazahan :

1.    Peserta terbatas

2.   Pendaftaran ditutup tanggal 27 Oktober 2021

3.   Infaq sebesar Rp. 50.000,-

4.   Kitab Dalalil sudah disediakanoleh pondok (Gratis)

5.   Mematuhi protokol kesehatan

        Untuk lebih jelasnya bisa langsung menghubungi panitia dengan :

1. Mas Darul (085649129923 atau Klik Di sini)

2.   Bapak Mursyid (085607613832 atau Klik Di sini)


Sekilas tentang kitab Dalail Al-khoirot : Dalailul Khairat adalah kitab berisi sekumpulan sholawat Nabi. Kitab ini disusun oleh Syeikh Abu Abdullah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli berdasar jumlah hari, dari Ahad sampai Sabtu, yang bertujuan tidak lain yaitu agar bisa dijadikan wiridan setiap hari oleh para pengamalnya. Syeikh Abu Abdullah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli wafat pada tahun 870 H, beliau seorang waliyullah besar kelahiran Maroko, Qutubuzzaman pada masanya.

Syeikh al-Jazuli merupakan inspirator dan seorang pengkader para ulama besar dan da’i ulung. Diantara murid beliau yang terkenal adalah Syeikh Abu Abdullah Muhammad as-Shaghir as-Suhali dan Syeikh Abu Muhammad Abdul Karim al-Mandzari. Berawal dari sinilah banyak orang tergerak menekuni tarekat sebagai jalan menuju Allah swt.

Menurut Syeikh Abdul Majid asy-Syarnubi al-Azhari, Syeikh al-Jazuli sendiri adalah seorang pengamal Tarekat Syadziliah. Sebagai wali besar, banyak karomah yang lahir dari tangan Syeikh al-Jazuli. Sebagai kumpulan kitab sholawat Nabi, Dalailul Khairat mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi umat (asy-Syarnubi, Syarh Dalailul Khairat, Qohirah: Maktabah al-Adab, 1994:4).

Menurut Syeikh Yusuf an-Nabhani, asal mula sebelum mengarang kitab Dalailul Khairat ini, Syekh al-Jazuli bertemu dengan seorang anak kecil perempuan (shobiah) pada kesempatan yang tidak disengaja. Gadis kecil ini digambarkan sebagai seorang yang penuh karomah karena mengamalkan sholawat Nabi. Pada saat itu, Syeikh al-Jazuli pergi ke sebuah sumur untuk berwudu. Tiba-tiba, air dalam sumur kering.

Tidak berselang lama, seorang bocah kecil terlihat berdiri di atas tempat yang tinggi. Syeikh al-Jazuli bertanya, “Siapa dirimu?”. Gadis itu menjawab seraya menyinggung, “engkau ini lelaki yang banyak dipuji orang karena kebaikan. Tetapi, mengapa engkau tampak kebingungan hanya karena air tidak mau keluar dari dalam sumur?!”.

Perempuan kecil itu meludah ke atas tanah. Atas izin Allah swt., air menyembur ke permukaan. Syeikh al-Jazuli pun berwudu menggunakan air yang muncul karena karomah itu. Selesai berwudu, Syeikh bertanya: “dari mana engkau mendapatkan derajat mulia semacam ini?” Perempuan kecil itu menjawab, “karena aku sering membaca sholawat kepada dia (Nabi), yang setiap kali berjalan di suatu tempat, binatang-binatang liar pun akan tunduk kepadanya.”

Mendengar jawaban anak kecil di atas, hati Syeikh al-Jazuli tergetar, lalu berkomitmen mengarang kitab Dalailul Khairat , yang berisi sholawat penuh pujian puitis atas Kanjeng Nabi Muhammad Saw (Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Jami’ Karomat al-Awliya’, Gujarat: Markaz Ahli Sunnat Barakat Ridha, 2011: 276-277).

Banyak para ulama mengakui berkah kitab kumpulan Sholawat Nabi dalam Dalailul Khairat ini. Syeikh Muhammad al-Mahdi al-Fasi mengatakan, “kitab Dalailul Khairat sungguh betul-betul media Allah melimpahkan berkah dan kenikmatan kepada semua hamba-Nya. Dari ujung barat sampai timur, tidak ada kumpulan sholawat yang lebih indah dan mengagumkan dibanding Dalailul Khairat (an-Nabhani, Dalalat al-Wadihat ‘ala Dalailul Khairat, 2007: 65).

Dalailul Khairat memang dirancang oleh Syeikh al-Jazuli sebagai wiridan. Abdul Qadir Zaki mengatakan, Syeikh Jazuli mendesain susunan kitab Dalail ini agar bisa dijadikan wirid oleh para pengikut dan muridnya, sesuai kemampuan masing-masing. Jika tidak mampu menyelesaikannya sekali duduk, maka bisa dibagi menjadi tiga kali atau empat kali, sesuai arahan dari AL-MUJIZ / Syeikh yang memberinya ijazah (Abdul Qadir Zaki, An-Nafkhah al-Aliyah fi Awradis Syadziliyah, Mathba’ah al-Nail, 1321 H.: 48).

  Demikian sedikit ringkasan tentang kitab dalailul khoirot, semoga dengan wasilah kitab tersebut senantiasa kita lebih mencintai nabi Muhammad dan kelak mendapatka syafaat dari beliau. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.


Posting Komentar untuk "Ijazahan Kitab Dalalilul Khoirot "