Hukum Islam Keluar Rumah Ketika Suami Pergi

Sering kali kita dihadapkan sebuah dilema keseharian, namun kadang acuh mempertimbangkan hukumnya. Sebagaimana realita yang terjadi dimasyarakat, ketika sang suami sedang bepergian, sang istri dengan leluasa keluar rumah. Sang istri keluar rumah ketika suami pergi. Baik ke pasar, main ke rumah tetangga atau ke rumah orang tuanya. Padahal sang istri tersebut belum izin kepada suaminya. Apakah tindakan istri seperti di atas dapat menggugurkan nafkah baginya? Bagaimana pandangan hukum islamnya?

Jawab: Diperinci sebagaimana berikut;

  • Apabila sang suami sebelum pergi tidak melarang untuk keluar rumah, maka tidak menggugurkan nafkahnya.
  • Jika sebelum pergi suami telah melarangnya, maka ketika sang istri keluar rumah tanpa izin dari suami, bisa mengakibatkan gugurnya nafkah.

Referensi:   

&    حاشيتا قليوبي وعميرة الجزء 4 صحـ :  80 مكتبة دار إحياء الكتب العربية

( وَلَوْ خَرَجَتْ فِيْ غَيْبَتِهِ لِزِيَارَةٍ ) ِلأَهْلِهَا ( وَنَحْوِهَا ) كَعِيَادَةٍ لَهُمْ ( لَمْ تَسْقُطْ ) نَفَقَتُهَا مُدَّةَ ذَلِكَ قَالَهُ الْبَغَوِيُّ. قَوْلُهُ ( وَلَوْ خَرَجَتْ فِيْ غَيْبَتِهِ ) أَيْ مِنْ غَيْرِ إذْنٍ أَوْ مَنَعَ قَبْلَ غَيْبَتِهِ وَإِلاَّ لَمْ تَسْقُطْ فِي اْلأَوَّلِ مُطْلَقًا وَتَسْقُطُ فِي الثَّانِيْ كَذَلِكَ عَلَى مَا مَرَّ قَرِيبًا وَالرَّادُّ خُرُوْجٌ لِغَيْرِ سَفَرٍ وَغَيْبَةٌ عَنِ الْبَلَدِ قَوْلُهُ ( ِلأَهْلِهَا ) وَلَوْ غَيْرَ مَحَارِمَ عَلَى الْمُعْتَمَدِ حَيْثُ لاَ رَيْبَةَ قَوْلُهُ ( كَعِيَادَةٍ لَهُمْ لَمْ تَسْقُطْ ) قَالَ شَيْخُنَا الرَّمْلِيُّ وَكَذَا تَشْيِيعُ جِنَازَتِهِمْ وَخَالَفَهُ شَيْخُنَا الزِّيَادِيُّ وَلَوْ فِيْ نَحْوِ أَبِيْهَا فَالْكَافُ عِنْدَهُ اسْتِقْصَائِيَّةٌ وَخَرَجَ بِمَا ذُكِرَ خُرُوْجُهَا لِزِيَارَةِ قُبُوْرِهِمْ فَلاَ تَجُوْزُ كَغَيْرِهِمْ .اهـ


Posting Komentar untuk "Hukum Islam Keluar Rumah Ketika Suami Pergi"