Kalau setelah shalat jama’ah ada yang berjabat tangan
(jawa; salaman), pasti jama’ahnya orang NU. Adakah dalil yang menganjurkan
berjabat tangan setelah melakukan shalat?
Jawab: Pada dasarnya dalil secara khusus tidak
ada. Namun dalil yang menjelaskan sunahnya berjabat tangan ada, yaitu;
وَعَنِ
الْبَرَّاءِ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ
مُسْلِمَينِ
يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ
لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَفْتَرِقَا ( رواه أَبُو داود )
“Tidak dua orang muslim
yang bertemu lalu berjabat tangan,
kecuali dosanya diampuni sebelum mereka
berpisah”
Sebenarnya kesunahan
berjabat tangan bisa dilakukan dimana saja, misalnya; di sawah atau di pasar.
Dan juga dapat dilakukan kepada orang yang sudah kita kenal atau belum. Namun
hal ini sulit diwujudkan. Oleh karenanya, ulama’ NU memanfaatkan shalat jama’ah sebagai media untuk
berjabat tangan sekaligus mempererat
hubungan silaturrahim antar sesama.
Referensi:
&المجموع الجزء 3 صحـ : 470 مكتبة مطبعة المنيرية
(فَرْعٌ) وَأَمَّا هَذِهِ الْمُصَافَحَةُ الْمُعْتَادَةُ بَعْدَ صَلاَتَيِ
الصُّبْحِ وَالْعَصْرِ فَقَدْ ذَكَرَ
الشَّيْخُ اْلإِمَامُ أَبُوْ مُحَمَّدِ بْنُ عَبْدِ السَّلاَمِ رحمه الله أَنَّهَا
مِنْ الْبِدَعِ الْمُبَاحَةِ وَلاَ تُوصَفُ بِكَرَاهَةٍ وَلاَ اسْتِحْبَابٍ وَهَذَا
الَّذِي قَالَهُ حَسَنٌ وَالْمُخْتَارُ أَنْ يُقَالَ إنْ صَافَحَ مَنْ كَانَ
مَعَهُ قَبْلَ الصَّلاَةِ فَمُبَاحَةٌ كَمَا ذَكَرْنَا وَإِنْ صَافَحَ مَنْ لَمْ
يَكُنْ مَعَهُ قَبْلَهَا فَمُسْتَحَبَّةٌ ِلأَنَّ الْمُصَافَحَةَ عِنْدَ
اللِّقَاءِ سُنَّةٌ بِاْلإِجْمَاعِ لِلْأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ فِي ذَلِكَ اهـ
Posting Komentar untuk "Jabat Tangan Setelah Shalat"