Fathul Qorib Part 05

*FATHUL QORIB*
 Karya Syekh Muhammad Ibnu Qosim Al Ghazziy.

(ثم المياه) تنقسم (على أربعة أقسام)
kemudian air air itu terbagi menjadi 4 macam yaitu:

 أحدها (طاهر) في نفسه (مُطَهِّر) لغيره (غير مكروهٍ استعمالُه وهو الماء المطلق) عن قيد لازم؛ فلا يضر القيد المنفك كماء البئر في كونه مطلقا.
1. Air yang suci, mensucikan pada benda lain dan tidak makruh di gunakan. yaitu air mutlaq tanpa ada batasan nama lain yang tetap. maka tidak masalah adanya batasan yang hanya sementara dan akan hilang seperti air sumur (di sebut air sumur ketika masih berada di sumur. ketika di pindahkan maka namanya hanya "Air" saja.) itu masing  tergolong air muthlaq.
(و) الثاني (طاهر) في نفسه (مطهر) لغيره (مكروه استعماله) في البدن لا في الثوب؛ (وهو الماء المشمس) أي المسخن بتأثير الشمس فيه.
وإنما يكره شرعًا بقطْر حارٍّ في إناء منطَبَع إلاَّ إناء النقدين لصَفاء جوهرهما.
2. Air yang suci dan mensucikan tapi makruh di gunakan bersuci (di badan bukan di pakaian) yaitu air yang di panaskan dengan sinar matahari.
Air tersebut hanya di makruhkan menurut syara' khusus di daerah yang panas dan di dalam wadah yang bisa di palu.
dan mengecualikan wadah yang terbuat dari emas dan perak karena bersinya bendanya emas dan perak.
 وإذا برد زالت الكراهة. واختار النووي عدم الكراهة مطلقا. ويُكره أيضا شديد السخونة والبرودة.
dan ketika air tersebut sudah tidak panas maka tidak di makruhkan lagi.
dan Imam Nawawi memilih tidak makruh secara mutlak.
dan di makruhkan juga air yang sangat panas dan sangat dingin.

(و) القسم الثالث (طاهر) في نفسه (غير مطهر لغيره، وهو الماء المُستعمَل) في رفع حدث أو إزالة نجس إن لم يتغير ولم يزد وزنُه بعد انفصاله عما كان بعد اعتبار ما يتشربه المغسول من الماء؛
3. Air yang suci tapi tidak bisa mensucikan benda lain. yaitu air yang sudah di gunakan (musta'mal) untuk menghilangkan hadats atau najis jika air tersebut tidak berubah dan tidak bertambah takarannya setelah pisahnya air dari tempat yang di basuh setelah menghitung air yang meresap pada tempat yang di basuh.
(والمتغير) أي ومن هذا القسم الماءُ المتغير أحدُ أوصافه (بما) أي بشيء (خالطه من الطاهرات) تغيُّرًا يمنع إطلاق اسم الماء عليه؛ فإنه طاهر غير طهور، حسيا كان التغير أو تقديريا؛ 
dan air yang berubah. termasuk dari bagian 3 ini adalah air yang berubah salah satu sifatnya karena tercampuri oleh benda suci yang berubahnya bisa menghilangkan kemutlakab nama air.
air tersebut suci tapi tidak mensucikan, baik berubahnya kelihatan atau hanya kira2nya saja.

كأن اختلط بالماء ما يوافقه في صفاته، كماء الورد المنقطع الرائحة والماء المستعمل؛
contoh berubah yang tidak kelihatan tapi hanya berubah kira2nya seperti air yang bercampur dengan benda yang sifatnya sama dengan air tersebut seperti air mawar yang sudah hilang baunya dan air musta'mal.
 فإن لم يمنع اطلاق اسم الماء عليه، بأن كان تغيّره بالطاهر يسيرا أو بما يوافق الماء في صفاته، وقدر مخالفا ولم يغيره فلا يسلب طهوريته؛ فهو مطهر لغيره.
jika perubahannya tidak sampai menghilangkan kemutlakan nama air,  yaitu ketika berubahnya karena tercampur benda suci itu hanya sedikit, atau berubahnya dengan benda yang sifatnya sama dengan air dan di kira2 sebagai benda yang berbeda sifatnya dan tidak sampai merubah air tersebut maka tidak bisa menghilangkan sifat suci mensucikan pada air tersebut. jadi air tersebut tetap suci & mensucikan.
واحترز بقوله: «خالطه» عن الطاهر المجاورُ له؛ فإنه باق على طهوريته ولو كان التغير كثيرا؛ وكذا المتغير بمخالط لا يستغني الماء عنه، كطين وطُحْلَب وما في مقرِّه وممره، والمتغير بطول المكث، فإنه طهور.
Mushonnif mengecualikan dengan kata "kholathohu" dari benda suci yang hanya berdampingan dengan air ( tidak bercampur). air yang berubah karena benda yang berdampingab itu tetap suci dan mensucikan walaupun berubahnya banyak.
begitu juga air yang berubah karena benda yang mencampuri tapi benda tersebut di butuhkan oleh air tadi.
seperti lumpur, ganggang dan benda yang ada di tempat menetapnya dan tempat lewatnya air. dan juga air yang berubah karena lamanya diam. maka tetap suci dan mensucikan.

(و) القسم الرابع (ماء نجس) أي متنجس، وهو قسمان: 
أحدهما (وهو الذي حلَّت فيه نجاسةٌ) تغير أم لا، (وهو) أي والحال أنه ماء (دون القلتين).
5. Air najis  ( air yang terkena najis). ada 2 macam yaitu :
 1. air yang kemasukan najis entah berubah atau tidak ketika air tersebut kurang dari 2 qullah.

 ويستثنى من هذا القسم الميتة التي لا دمَ لها سائل عند قتلها أو شقّ عضو منها كالذُباب، إن لم تطرح فيه ولم تغيره؛
dan ada yang di kecualikan dari bagian ke 5 ini yaitu : 1. bangkai binatang yang tidak memiliki darah yang mengalir ketika di bunuh atau anggota tubuhnya di sobe.
 وكذا النجاسة التي لا يدركها الطرفُ.
2. najis yang tidak terlihat oleh mata (karena kecilnya).
 فكل منهما لا ينجس الماء.
kedua najis tadi tidak menajiskan pada air.
 ويستثنى أيضا صور مذكورات في المبسوطات.
dan ada beberapa contoh lagi yang di kecualikan tapi hanya di sebutkan dalam kitab kitab yang besar.
وأشار للقسم الثاني من القسم الرابع بقوله: (أو كان) كثيرا (قلتين) فأكثر (فتغير) يسيرا أو كثيرا.
Mushonnif menunjukkan bagian ke 2 dari bagian ke 4 dengan ungkapannya :
"atau ada 2 qullah tapi berubah. baik berubahnya sedikit atau banyak.
(والقلتان خمسمائة رطل بغدادي تقريبا في الأصح) فيهما. والرطل البغدادي عند النووي مائة وثمانية وعشرون درهما وأربعة أسباع درهم.
2 qullah adalah kurang lebih 500 kathi baghdad  menurut qoul ashoh (pendapat yang lebih benar).
dan 1 kathi baghdad menurut imam Nawawi adalah 128 dirham dan 4/7 dirham.

 وترك المصنف قسما خامسا، وهو الماء المطهر الحرام، كالوضوء بماء مغصوب أو مسبل للشرب.
Mushonnif tidak menyebutkan bagian ke 5. yaitu air yang suci dan mensucikan tapi haram di gunakan. seperti wudlu dengar air dari ghosob atau air yang di sediakan untuk minum.
والله اعلم بالصواب.

Posting Komentar untuk "Fathul Qorib Part 05"