Bersuci Dengan Air Yang Tercampur Dengan Air Musta'mal



Soal : 
Bagaimana hukumnya menggunakan air yang tercampur dengan air yang musta'mal (air yang telah digunakan wudlu).
Jawab :
Silahkan lihat refrensi ibarot dari kitab Roudlotut Tholibin :

روضة الطالبين وعمدة المفتين - (ج 1 / ص 3) 
فرع إذا اختلط بالماء الكثير أو القليل مائع يوافقه في الصفات كماء الورد المنقطع الرائحة وماء الشجر والماء المستعمل فوجهان أصحهما إن كان المائع قدرا لو خالف الماء في طعم أو لون أو ريح لتغير التغير المؤثر يسلب الطهورية وإن كان لا يؤثر مع تقدير المخالفة لم يسلب. والثاني إن كان المائع أقل من الماء لم يسلب وإن كان أكثر منه أو مثله سلب وحيث لم يسلب فالصحيح أنه يستعمل الجميع وقيل يجب أن يبقى قدر المائع وقيل إن كان الماء وحده يكفي لواجب الطهارة فله استعمال الجميع وإلا بقي.

Ketika tercampur pada air banyak ataupun sedikit, cairan yang serupa sifatnya dengan air tersebut semisal air mawar yang tak berbau lagi atau air tanaman atau AIR MUSTA'MAL maka ada dua pendapat :
1. Pendapat pertama dan yang shahih jika cairan tersebut DIPERKIRAKAN saat mencampuri memiliki rasa, warna atau bau dapat merubah dengan perubahan yang dianggap (perubahan yang besar) maka terlepaslah sifat ke-tahurannya, dan jika diperkirakan tidak berpengaruh maka tidak menghilangkan sifat thahurnya.
2. Pendapat kedua jika cairan tersebut lebih sedikit dari air yang dicampurinya maka tidak terpengaruh sifat thahurnya, dan jika cairannya lebih banyak atau setara maka hilang sifat thahurnya.
Maka pendapat yang shahih boleh menggunakan air tersebut (yang telah tercampur) keseluruhannya. Dan qiila : Wajib menyisakan air tersebut sebanyak cairan yang mencampuri. Dan qiila : Jika air tanpa pencampur cukup untuk membasuh bagian yang wajib maka boleh menggunakan seluruhnya.

Posting Komentar untuk "Bersuci Dengan Air Yang Tercampur Dengan Air Musta'mal"