Saat-saat yang diduga kuat waktu ijabah :
أ - الدُّعَاءُ بَيْنَ
الأَْذَانِ وَالإِْقَامَةِ وَبَعْدَهَا
ب - الدُّعَاءُ حَال
السُّجُودِ
ج - الدُّعَاءُ بَعْدَ
الصَّلاَةِ الْمَفْرُوضَةِ
د - حَال الصَّوْمِ وَحَال
الإِْفْطَارِ مِنَ الصَّوْمِ :
هـ - الدُّعَاءُ بَعْدَ
قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ وَبَعْدَ خَتْمِهِ
و - دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
ز - الدُّعَاءُ عِنْدَ
الْقِتَال فِي سَبِيل اللَّهِ
ج - حَال اجْتِمَاعِ
الْمُسْلِمِينَ فِي مَجَالِسِ الذِّكْرِ :
ط - دُعَاءُ الْمُؤْمِنِ
لأَِخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ
ي - دَعْوَةُ الْوَالِدِ
لِوَلَدِهِ وَعَلَيْهِ
ك - دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
وَدَعْوَةُ الْمُضْطَرِّ وَالْمَكْرُوبِ
ل - الدُّعَاءُ عِنْدَ
نُزُول الْغَيْثِ
م - دَعْوَةُ الْمَرِيضِ
ن - حَال أَوْلِيَاءِ
اللَّهِ
س - حَال الْمُجْتَهَدِ
فِي الدُّعَاءِ إِذَا وَافَقَ اسْمَ اللَّهِ الأَْعْظَمَ
1. Doa diantara adzan dan Iqaamah dan
setelahnya
2. Doa dikala sujud
3. Doa setelah shalat lima waktu
4. Doa disaat menjalani puasa dan ketika
berbuka
5. Doa setelah membaca alQuran dan
menghatamkannya
6. Doanya orang bepergian
7. Doa saat perang sabilillah
8. Doa saat kaum muslimin berkumpul dalam
sebuah majlis adz-dzikri
9. Do'a seorang muslim terhadap saudaranya
tanpa sepengetahuan saudaranya
10. doa orang tua kepada anaknya
11. Orang yang teraniaya, tertindas dan
orang kesusahan
12. Doa saat turun hujan
13. Doa orang sakit
14. Doa saat menjadi kekasih allah
15. Doa saat ia bersungguh-sungguh dengan
sebelumnya di dahului penyebutan asma-asma Allah yang Agung.
[ *Almausuu’ah al-Fiqhiyyah 39/225-233* ].
Uraian lengkapnya dari kitab diatas
: DOA KETIKA SUJUD
ب - الدُّعَاءُ حَال
السُّجُودِ
14 - وَإِنَّمَا كَانَ السُّجُودُ مَظِنَّةَ الإِْجَابَةِ لأَِنَّ فِيهِ
يَتَمَثَّل كَمَال الْعُبُودِيَّةِ وَالتَّذَلُّل وَالْخُضُوعِ لِلَّهِ تَعَالَى،
يَضَعُ الْعَبْدُ أَكْرَمَ مَا فِيهِ وَهُوَ جَبْهَتُهُ وَوَجْهُهُ عَلَى
الأَْرْضِ وَهِيَ مَوْطِئُ الأَْقْدَامِ تَعْظِيمًا لِرَبِّهِ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى وَمَعَ كَمَال التَّذَلُّل وَالتَّعْظِيمِ يَزْدَادُ الْقُرْبُ
وَالْمَكَانَةُ مِنْ رَبِّ الْعِزَّةِ فَيَكُونُ ذَاكَ مَظِنَّةَ عَوْدِ اللَّهِ
تَعَالَى عَلَى عَبْدِهِ
بِالرَّحْمَةِ
وَالْمَغْفِرَةِ وَالْقَبُول (2) وَلِهَذَا قَال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا
فَأَمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَل وَأَمَّا السُّجُودُ
فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ (3) وَرَوَى أَبُو
هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال :
00 أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ
فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ (1) .
وَلاَ فَرْقَ فِي ذَلِكَ
بَيْنَ سُجُودِ الْفَرْضِ وَسُجُودِ النَّفْل إِلاَّ مَا قَالَهُ الْقَاضِي مِنَ
الْحَنَابِلَةِ مِنْ أَنَّهُ لاَ يُسْتَحَبُّ الزِّيَادَةُ عَلَى ( سُبْحَانَ
رَبِّي الأَْعْلَى ) فِي الْفَرْضِ وَفِي التَّطَوُّعِ رِوَايَتَانِ .
وَنَصَّ الْمَالِكِيَّةُ
وَالشَّافِعِيَّةُ عَلَى أَنَّهُ يُنْدَبُ الدُّعَاءُ فِي السُّجُودِ .
وَزَادَ الشَّافِعِيَّةُ :
بِدِينِيٍّ أَوْ دُنْيَوِيٍّ إِنْ كَانَ مُنْفَرِدًا أَوْ إِمَامًا لِمَحْصُورِينَ
أَوْ لَمْ يَحْصُل بِالدُّعَاءِ طُولٌ وَإِلاَّ فَلاَ (2) .
__________
(2) الفتوحات الربانية 2 / 272 ، 273 ، وكشاف القناع 1 / 354 .
(3) حديث : " إني نهيت أن أقرأ القرآن راكعًا أو ساجدًا . . .
" أخرجه مسلم ( 1 / 348 ) من حديث ابن عباس .
(1) حديث أبي هريرة : " أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . . .
" . أخرجه مسلم ( 1 / 350 ) .
(2) المغني 1 / 522 ، وجواهر الإكليل 1 / 51 ، وحاشية القليوبي على شرح
المحلي 1 / 173 .
Doa dalam keadaan sujud termasuk saat yang
diduga kuat waktu Ijabah karena sujud adalah keadaan yang menggambarkan
sempurnanya pengakuan kehambaan, merasa hina dan rendah dihadapan Allah
Ta’alaa, dalam posisi tersebut seseorang merelakan meletakkan anggauta tubuhnya
yang paling mulia yakni muka dan dahinya diatas tanah seraya meletakkan kedua
telapak kakinya diatasnya semata-mata demi mengagungkan Allah Ta’ala.
Dengan menjadikan dirinya hina secara
total disertai pengagungan kepada Allah itulah yang menjadikannya kian dekat
dan memiliki kedudukan dihadapan Sang Pencipta yang berdampak pada dugaan kuat
bahwa sujud adalah media meraih rahmat, ampunan dan terkabulnya doa karenanya
Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :
• “Aku dilarang untuk membaca Al Qur’an
disaat ruku’ atau sujud. Adapun ruku maka agungkanlah Allah azza wa jalla
didalamnya sedangkan sujud maka berupayalah untuk berdoa maka tentu kalian akan
dikabulkan.” *(HR. Muslim I/348 dari sahabat Ibn Abbas)*
• “Hamba yang paling dekat dengan Tuhannya
adalah ketika dia bersujud maka perbanyaklah doa.” *(HR. Muslim I/350 dari
sahabat Abu Hurairoh) (al-Futuuhaat ar-Rabbaaniyyah II/272-273 dan Kisyaaf al-Qinaa
I/354)*
Tidak ada perbedaan dalam ketentuan diatas
antara sujud dalam shalat wajib dan shalat sunah kecuali menurut pendapat
al-Qaadhi dari kalangan Hanabilah yang menyatakan sujud dalam shalat fardhu
tidak disunahkan untuk menambahkan bacaan atas “subhaana robbiya al-a’laa”
sedang sujud dalam dalam shalat sunah menurut beliau terdapat dua riwayat
(pendapat).
Kalangan Malikiyyah dan Syafi’iyyah
menyatakan kesunahan memanjatkan doa dikala sujud dengan pernyataan tambahan
menurut syafi’iyyah “Baik doa yang berhubungan agama atau dunia bila sedang
shalat sendirian atau menjadi imam bagi jamaah yang tertentu atau doa dalam
sujudnya tidak terlampau panjang bila tidak demikian maka tidak disunahkan.
*(al-Mughni I/522, Jawaahir al-Ikliil I/51 dan hasyiyah al-Qalyubi ala Syarh
al-Mahally I/173*). [ *Al-Mausuu’ah al-Fiqhiyyah 39/226* ].
membahas tentang "SAAT-SAAT IJABAH
DOA" ADAB-ADAB BERDOA" yang kajiannya meliputi :
* Makanan dan pakaiannya berasal dari
harta yang halal
* Memilih saat-saat mulia
* Menghadap kiblat
* Mengusap wajah selepas berdoa
* Memanjatkan doa dengan suara diantara
lirih dan keras
* Tidak melampaui batas dalam
permintaannya
* Rendah diri, Khusyu', penuh harap dan
takut
* Mantap dan yakin dikabulkan doanya
* De el el.......😆
Asalkan doa-doa tersebut diajarkan Nabi
atau tidak diajarkan nabi tapi dipanjatkan dengan memakai bahasa arab menurut
madzhab syafi'iyyah diperbolehkan
ولا يجوز ان يخترع دعوة
غير مأثورة ويأتى بها العجمية بلا خلاف وتبطل بها الصلاة بخلاف ما لو اخترع دعوة
بالعربية فانه يجوز عندنا بلا خلاف
Dan tidak boleh membuat doa-doa yang tidak
diajarkan nabi dengan mengungkapnnya dengan bahasa ‘ajam (selain bahasa arab)
dengan kesepakatan ulama dan shalatnya menjadi batal karenanya berbeda saat doa
yang ia buat sendiri tersebut diungkapkan dengan bahasa arab maka menurut
kalangan syafi’iyyah sepakat membolehkannya. [ *Almajmu’ Alaa Syarh
Almuhadzdzab III/300* ].
هـ ـ الدعاء في السجود (2)
: قال الحنفية: لا يأتي المصلي في ركوعه وسجوده بغير التسبيح، على المذهب، وما ورد
محمول على النفل، ويندب الدعاء في السجود عند المالكية بما يتعلق بأمور الدين أو
الدنيا،أو الآخرة، له أو لغيره، خصوصاً أو عموماً، بلا حدّ، بل بحسب ما يسر الله
تعالى. ولا بأس عند الحنابلة بالدعاء المأثور أو الأذكار.
ويتأكد طلب الدعاء في
السجود عند الشافعية.
ودليلهم خبر مسلم وغيره:
«أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد، فأكثروا الدعاء، فقِمِن أن يستجاب لكم» (3)
أي أكثروا الدعاء في سجودكم، فحقيق أن يستجاب لكم.
وعن أبي سعيد أن النبي
صلّى الله عليه وسلم قال: يا معاذ، إذا وضعت وجهك ساجداً، فقل: اللهم أعني على
شكرك وحسن عبادتك»
.
وقال علي رضي الله عنه: «أحب
الكلام إلى الله أن يقول العبد، وهو ساجد: رب إني ظلمت نفسي فاغفر لي» (1) .
وعن أبي هريرة: «أن النبي
صلّى الله عليه وسلم كان يقول في سجوده: اللهم اغفر لي ذنبي كله، دِقَّه وجِلَّه،
وأوله وآخره، وعلانيته وسره» (2) .
__________
(2) الدر المختار:472/1، تبيين الحقائق:118/1 ، الشرح الصغير:329/1،
المغني:522/1، حاشية الباجوري:177/1، مغني المحتاج:181/1
(1) رواهما سعيد بن منصور في سننه .
(2) رواه مسلم وأبو داود ومعنى «دقة وجله» قليله وكثيره (نيل
الأوطار:289/2).(3) متفق عليه.
DOA DISAAT SUJUD
Kalangan Hanafiyyah : Janganlah seseorang
mendatangkan bacaan lain dalam sujud dan ruku’nya selain bacaan tasbih sedang
hadits yang menerangkan anjuran memperbanyak dalam sujud arahnya pada shalat
sunnah.
Kalangan Malikiyyah : Disunnahkan
memanjatkan doa saat sujud dengan doa-doa yang berhubungan masalah-masalah
agama, duniawi dan akhirat untuk dirinya sendiri atau orang lain secara khusus
ataupun umum tanpa batas bahkan dalam segala yang diharapkan Allah Ta’ala
memudahkannya.
Kalangan Hanabilah : Tidak masalah asalkan
dengan memakai doa-doa yang diajarkan dan dzikiran-dzikiran.
Kalangan Syafi’iyyah : sangat dianjurkan
memanjatkan doa-doa disaat sujud. [ *Alfiqh al-Islaam II/85* ].
والله اعلم
Posting Komentar untuk "Waktu Doa Mustajabah"