Group WhatsApp Belajar Bahtsul
Masail (BBM) emang keren...
Banyak problematika yang dibahas karena memang
banyaknya perbedaan latar belakang member group...
Kali ini saya akan memposting percakapan kami
dengan salah satu pengingkar sholawat nariyyah "katenye : nariyyah itu
berasal dari kata Naar yang artinye neraka dan Iyyah yang artinye pengikut jadi
nariyyah itu artinye pengikut neraka.
Beda lagi kalau kita nyoba idhom syamsiyyah
Idhom artinye memasukkan, syamsu artinye matahari
dan iyyah artinye pengikut jadi artinya pengikut yang masuk matahari...
(Jadi pengen ketawa rasanya)
Mungkin mereka belum pernah tau tentang kriteria
dan fungsi ya' nisbat yang dalam ibnu maliknya
ياء كيا الكرسي زادوا
للنسب .... وكل ما تليه كسره وجب
Dan semua itu sudah kami maklumi karena
belajarnya saja cuma terjemah...
Eh malah nglantur kemana mana, oke kita kembali
ke laptop
Dalam group BBM tersebut ada percakapan kurang
lebih seperti ini
Member group : Bagaimana pendapat anda tentang
sholawat nariyyah
Ustadz salafy Salafy: Jadi pendapat saya soal
shalawat ini
"Saya milih mengamalkan yang udah ada contoh
aja deh dari rosullulloh ya shalawat yg ada di setiap sholat aja yang saya baca
dan gunakan, biar gak main api dan untuk kehati hatian, spt kata mbah gus dur
rahimahullah "gitu aja kok repot" dari pada repot2 ngamalkan yg ga di
contohkan rosullulloh saya ngambil aman saja, toh lebih ringkas"
Member group : terus kalau mengamalkan sholawat
yang redaksinya tidak oernah diajarkan oleh nabi itu hukumnya gimana ustadz?
Ustadz Salafy : Lho kan antum yg ustadz tolong
jelaskan lah sana sama anggota grup ini, tp kalau ana tetep, gitu aja kok repot
mau ngamalin yg gak ada contohnya dari rosullulloh, mending amalin yg ada aja
contoh nya, trus juga saya belum banyak mengamalkan amalan yg di contohkan dr
rosullulloh jadi yaaa nanti takutnya di akhirat di omongin sama rosullulloh :
kamu ini yg ada contohnya aja belum kelar kamu amal kan kenapa nambah amalan yg
gak ku contohkan, saya mau jawab apa hayo ?
Member group : Kasihan banget nasib imam syafi'i
dengan fatwa seperti ini.
Bisa dicek ustadz?
روي
عن
عبد الله بن الحكم قال رأيت الشافعي رضي الله عنه في النوم فقلت له ما
فعل
الله بك قال رحمني وغفر لي وزففت إلى الجنة كما يزف العروس ونثر عليّ
كما
ينثر على العروس فقلت بم بلغتُ هذه الحالة فقال لي قائل بقولك في كتاب الرسالة وصلى الله على محمد عدد ما ذكره
الذاكرون وغفل عن ذكره الغافلون قال فلما أصبحت
نظرت الرسالة فوجدت الأمر كما رأيت.
Difahami dulu sebelum koment
Ustadz Salafy : Yaaa antum kasih pemahaman dulu
lah, Ana kan bkn ustadz.
Member group : Tak kasih terjemahan deh...
Diriwayatkan dari abdullah bin al-hakam berkata :
" aku mimpi bertemu dengan imam syafi'i- semoga Allah meridhoinya-
kemudian aku berkata kpdnya : " apa yg Allah lakukan terhadapmu ? "
Imam syafi'i berkata : " Allah merahmati dan
mengampuniku, aku di arak ke syurga sebagaimana pengantin di arak dan
ditaburkan atasku sebagaimana pengantin di taburi”. kemudian aku berkata :
“bagaimana aku bisa sampai pada derajat/keadaan ini ?
lalu ada yang berkata : "sebab ucpanmu dalam
kitab risalah " washollallohu alaa muhammadin adada maa dzakarohud
dzakiruun wa ghofala an dzikrihil ghofiluun "
abdulloh bin al hakam berkata : "Pagi
harinya aku lihat kitab al-Risalah, ternyata solawat di dalamnya sama dengan
yang aku lihat di dalam mimpiku."
Ustadz Salafy : menutup pembicaran (meneng klakep ; jawa ) sambil garuk-garuk kepala.
Hikmah yang bisa kita ambil dari percakapan
tersebut adalah : tidak usah mengusik amalan amalan Nahdlatul Ulama' seperti
Tahlilan, nariyahan, manaqiban dll dengan alasan tidak dicontohkan oleh nabi
dan kembali kepada Alqur'an dan as sunnah (tapi maaf hanya lewat terjemah)
Saya rasa penalaran seperti ini sangatlah
dangkal???
Bukankah sudah ada Imam2 madzhab yang lebih
komoeten dalam beristimbat menelurkan hukum sesuai kapasitas kelimuan serta
dekatnya jarak mereka dengan nabi???
Kalau kita sih mungkin baru 14 abad dengan nabi,
kurun waktu yang tidak cukup pendek seperti halnya al albani untuk meneliti
hadits2 nabi bahkan merasa lebih unggul daripada imam bukhori dan imam muslim.
Hemat saya kita tidak perlu repot2 dengan teks
hadits karena sudah ada kitab shohih dan bebrapa kitab sunan dan juga tidak
perlu repot dengan beristimbat karena sudah ada pedoman baik secara kaidah
ushul atau contoh furu' dalam madzahib al arba'ah, tinggal kitanya aja yang
perlu adanya kejelian dalam mengilhaqkan permasalahan.
Kembali masalah sholawat yang tidak ada redaksi
khusus dari nabi banyak kita temukan diantara imam syafi'i sendiri menulis
dalam kitab risalahnya
Dan juga bisa kita lihat beberapa redaksi kitab
klasik yang menceritakan sholawat tersebut
Kitab Afdholus Sholawat (79-80) :
روي
عن
عبد الله بن الحكم قال رأيت الشافعي رضي الله عنه في النوم فقلت له ما
فعل
الله بك قال رحمني وغفر لي وزففت إلى الجنة كما يزف العروس ونثر عليّ
كما
ينثر على العروس فقلت بم بلغتُ هذه الحالة فقال لي قائل بقولك في كتاب الرسالة وصلى الله على محمد عدد ما ذكره
الذاكرون وغفل عن ذكره الغافلون قال فلما أصبحت
نظرت الرسالة فوجدت الأمر كما رأيت.
Diriwayatkan dari abdullah bin al-hakam berkata :
" aku mimpi bertemu dengan imam syafi'i- semoga Allah meridhoinya-
kemudian aku berkata kpdnya : " apa yg Allah lakukan terhadapmu ? "
Imam syafi'i berkata : " Allah
merahmati dan mengampuniku, aku di arak ke syurga sebagaimana pengantin di arak
dan ditaburkan atasku sebagaimana pengantin di taburi”. kemudian aku berkata :
“bagaimana aku bisa sampai pada derajat/keadaan ini ?
lalu ada yang berkata : "sebab ucpanmu
dalam kitab risalah " washollallohu alaa muhammadin adada maa
dzakarohud dzakiruun wa ghofala an dzikrihil ghofiluun "
abdulloh bin al hakam berkata : "Pagi
harinya aku lihat kitab al-Risalah, ternyata solawat di dalamnya sama
dengan yang aku lihat di dalam mimpiku."
وفي رواية من طريق المزني أنه قال رأيت الشافعي في
المنام بعد موته فقلت له ما فعل الله بك فقال غفر لي
بصلاة صليتها على النبي صلى الله عليه وسلم في كتاب
الرسالة وهي اللهم صل على محمد كلما ذكره الذاكرون وصل على محمد
كلما
غفل عن ذكره الغافلون نقل جميع ذلك الشيخ في شرحه على دلائل الخيرات عن الحافظ السخاوي في كتابه القول البديع
وتقدم بعضه عن المواهب اللدنية عند ذكر الصلاة
الإبراهيمية.
Dalam satu riwayat dari jalurnya al muzani bahwa
beliau berkata : " aku mimpi bertemu dengan imam Syafi'i setelah wafatnya,
kemudian aku berkata :" apa yang Allah lakukan terhadap mu ?". Imam
syafi'i berkata :" Allah mengampuniku sebab sholawat yang kubaca
kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam dalam kitab Ar Risalah , yaitu
" Allahuma sholli alaa muhammadin kulla maa dzakarohud dzakiruun wa
sholli alaa muhammadin kullamaa ghofala an dzikrihil ghofiluun ".
Semua keterangan tersebut dinukil oleh syeihk dalam syarah dalail khoirot dari
al-hafidz as-sakhowy dalam kitab al qoulul badi'.
ونقل
الإمام
الغزالي في الأحياء عن أبي الحسن الشافعي قال رأيت النبي صلى الله
عليه
وسلم في المنام فقلت يا رسول الله بِمَ جوزي الشافعي عنك حيث يقول في كتابه الرسالة وصلى الله على محمد كلما
ذكره الذاكرون وغفل عن ذكره الغافلون فقال
صلى الله عليه وسلم جوزي عني أنه لا يوقف للحساب.
Imam ghozali dalam kitab ihya' menukil dari abil
hasan as-syafi'i berkata : " aku mimpi bertemu dengan Nabi shollallohu
alaihi wasallam, kemudian aku berkata : " wahai Rasululloh, dengan apa
Imam Syafi'i di beri balasan darimu ketika dia mengucapkan dalam kitabnya ar
risalah, " washollallohu alaa muhammadin kullamaa dzkarohud dzakiruun wa
ghofala an dzikrihil ghofiluun ". Nabi bersabda : "dia diberi balasan
dariku bahwa dia tidak tegakkan untuk dihisab ".
Ini merupakan dasar yang jelas bahwa membaca
sholawat walaupun tidak ada redaksi khusus dari nabi juga diperbolehkan.
Masih percaya sama imam syafi'i atau ustadz
salafy???
Pilihan ada ditangan anda
هدانا الله
واياكم الى الصراط المستقيم
Posting Komentar untuk "Redaksi Sholawat Sesuai Sunnah"