Belly

BELLY

Oleh Kang Ide

Belly oleh kang ide

          Namanya Belly seorang anak laki-laki yang super lucu, perutnya gemuk, wajahnya yang Japanese, kulitnya putih, pipinya chubby, rambutnya lurus, gaya berjalannya seperti Teddy Bear tokoh boneka panda besar di film kartun, jika melihatnya maka orang akan gemes ingin mencubit pipinya.  Dialah salah satu murid kesayanganku dikelas yang kebetulan pada saat aku sebagai wali kelasnya. Tingkahnya yang lucu dan manja semakin menambah sayang ku padanya begitu pula teman-temannya sekelas. Ada kejadian lucu yang tak akan pernah terlupakan pada saat ektra renang semua murid-murid datang ke tempat renang dengan suka cita bersama orang tua mereka tapi tidak bagi muridku yang satu ini “ mas Belly “ dia memakai baju renang lengkap dengan pelampung kupu-kupunya ketika dia ingin menceburkan kakinya ke kolam renang yang kedalamannya hanya sekitar 60 senti meter dia berteriak dengan suara ketakutan, “ tolong…Bunda aku akan tenggelam ! “  padahal tingginya 130 cm, teman-temannya semua tertawa tidak tahan melihat kejadian lucu yang ada didepan mata. Dengan tenang kudekati Belly megangi tangannya pelan-pelan ku ajak anaknya berjalan dipinggir kolam, segera Bundanya memegang tangannya.

          Belly duduk dikelas 3, dia cukup cerdas tapi pikirannya masih senang bermain menulisnya pun sedikit lambat. Pernah suatu ketika sebagai wali kelasnya aku sedikit memarahi karena saking asyik bermain sedangkan teman-teman sekelas sudah hampir selesai

“ mas Belly…! Nulisnya cepat dong, habis itu mainannya boleh dilanjutkan lagi. Kasihan teman-temanmu nunggu kamu, mas “

          “ bentar Ustad, masih asyik nih mainannya “ dengan wajah imutnya tanpa rasa bersalah sambil merubah posisi kotak pensil, buku, pulpen sebagi bahan mainannya

Kudekati bangkunya memperingatkan sekali lagi agar segera menyelesaikan tugas menulis

          “ ayo mas Belly segera dirapikan mainannya nanti dilanjutkan ya, nak “

          “ Ustad besok aku ijin tidak masuk, aku mau pergi ke suatu tempat “

          “ memangnya mas Belly akan pergi kemana kamu nak “

          “ kalo Belly besok tidak masuk, apa Ustad akan merindukan Belly”

          “ tentu dong, nak bukan hanya Ustad tapi semua teman-teman disini sayang sama Belly “ lalu dengan suara keras aku berteriak

          “ anak-anakku semua besok mas Belly ijin tidak masuk, siapa besok yang kangen sama mas Belly “ semua anak angkat termasuk aku dan mereka menatap Belly dengan keheranan penuh tanya

          “ benar kan, tanpa mas Belly kelas terasa sepi “

          “ makasih Ustad, besok kalau Ustad kangen sama Belly di meja ini sudah aku tuliskan namaku“ jawabnya penuh ketulusan, dia pun segera membereskan mainannya kemudian mengerjakan tugasnya.

          Malam hari yang melelahkan setelah aktivitas mengajar merebahkan sejenak raga ini diatas kasur yang sudah tidak empuk lagi mungkin usianya yang sudah udzur atau mungkin berkali-kali menjadi alas beban tidur hingga tidak datar lagi melainkan kempes ditengah. Mataku menerawang dilangit-langit kamar teringat ucapan si Belly muridku terbayang wajahnya, senyumannya dan tingkahnya yang mengemaskan dan angin dari kipas angin pada tombol dua menenggelamkan diri ini ke dalam mimpi. 

Terlihat layar HP jadulku berkelap-kelip disertai bunyi alert tanda ada panggilan masuk, segera ku angkat HP dengan malas dan terkantuk-kantuk, terdengar suara teman yang tak lain adalah guru ditempatku bekerja

          “ Ustad…!!! Belly sudah pergi “

          “ tadi pagi Belly sudah ijin, Tad. Katanya besok akan ijin tidak masuk “

          “ maksud ana Belly muridmu dikelas telah meninggal dunia malam ini “

          “ innalillahi wa inna illaihi rajiun…benarkah itu, tad “

          “ antum segera ke rumah sekarang “

          “ insyaallah, tad “ jawabku dengan suara berat

          Setelah sholat subuh berjamaah dimasjid,  berdzikir pagi sesuai tuntunan Rasulullah dan tak lupa mendoakan muridku yang aku paling rindukan saat itu agar diampuni segala dosa-dosanya, diterima segala amal ibadahnya dan ditempatkan yang terbaik di sisi Alloh, segera ku lajukan motor Hondaku dengan hati tak karuan sambil komat-kamit mulut ini melantukan dzikir agar hati tenang

Sesosok mayat anak terbujur kaku dengan kain kafannya yang tak lain adalah muridku sendiri berada didepan mata, hatiku bergetar tak menentu, mata ini sudah tak kuasa menahan air mata. Bundanya Belly mendekatiku dengan mata yang sembab, mengucapkan rasa terima kasih atas kedatanganku, dengan airmata tertahan tapi akhirnya jatuh juga menceritakan kronologi meninggal anaknya yang ternyata dulu pernah kecelakaan ditabrak motor lalu ditanam pen ditangannya namun ketika pen dibuka entah ada barang yang berkarat menjalar ke aliran darah sehingga menyebabkan tetanus dan meninggal dunia. Berhenti ibunya bercerita menyeka airmata dengan tisu putih didepan, lalu menceritakan kembali dengan tegar bahwa putra bungsunya itu sebelum meninggal dunia berteriak dengan keras menyebut asma-Nya, “ Allahu Akbar “ tiga kali.

Luluh sudah hati ini mendengar cerita bundanya Belly, antara malu, sedih dan takut. Sebuah cahaya hikmah yang aku dapatkan bukan dari buku tebal yang berisi teori tapi dari muridku sendiri yang mengajarkan sesuatu yang berharga. Malu aku mas Belly atas kerendahan hatimu yang selalu ingin merindukan saudara-saudaramu sekitar sebelum engkau pergi meninggalkan dunia ini. Sedih kami mas Belly akan kepergianmu tapi sedih kami akan berubah menjadi senyuman karena kami yakin kamu akan tenang disana dengan ketulusan hatimu yang tidak pernah marah tidak dendam pada siapapun. Takut kami ya Rabb akan tiba masa nanti ketika malaikat maut akan mencabut nyawa kami apakah nanti akan menyebut namamu di penghujung akhir hidup kami seperti muridku tersayang, Belly.

Sepertiga malam akhir ketika kokok ayam bersahutan para malaikat turun ke bumi diutus Alloh memberikan keberkahan kepada hamba-hambanya yang taat dan sujud pada-Nya. Sajadah merah tua dan sebuah baju koko putih pemberian Belly pada waktu hari raya tahun lalu menjadi saksi akan indahnya bermuhasabah diri kepada Rabb sekalian alam menyelami keindahan ayat-ayatnya, meneteskan airmata kebahagiaan akan indahnya sebuah hidayah, menengelamkan diri dalam sujud panjang begitu dekat seorang hamba dengan dzat yang menciptakan diri ini, berdzikir mengingat maut yang tak ada yang tahu kapan maut menjemput hanya berikhtiar semoga berakhir dengan khusnul khatimah. 

 HALAMAN
1 2 3 4 5

Posting Komentar untuk "Belly"